Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan 200 Buku, Inayati Berharap Anak-anak Desanya Minimal Lulus SMU

Kompas.com - 31/07/2018, 06:50 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Kompas TV Untuk menumbuhkan minat baca para siswa sebuah sekolah dasar di Semarang membuat perpustakaan di luar ruangan

Inayati prihatin dengan perkembangan kondisi sosial di kampung halamannya yang tak kunjung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil risetnya, akibat minimnya bekal pengetahuan, mayoritas para generasi muda pasrah mengikuti status orangtuanya yang tak ingin menuntaskan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

"Sejak 2002 selulus kuliah saya bekerja jadi guru di Malaysia dan kemudian bekerja di kantor otoritas Brunai. Sepulangnya tahun 2007, kondisi desa masih sama tak ada perubahan. Rata-rata lulusan SMP, kerja kuli bangunan atau petani mengikuti orangtuanya. Saya sedih karena di negara saya bekerja dulu, pendidikan itu lebih diutamakan," kata Inayati, mantan relawan Plan International Pendamping Desa Ngombak (2007-2016).

Baca juga: Nursyda Berjalan Kaki Sejauh 60 Km agar Banyak Orang Bisa Membaca (1)

Inayati meyakini faedah positif dari kebiasaan membaca dan memahami buku akan merubah pola pikir seseorang menjadi lebih berkembang. Ibu satu anak itu pun kemudian berangan-angan untuk mewujudkan perpustakaan.

Karena keterbatasan dana, Inayati kemudian menggandeng Surahman (51) untuk merealisasikan Taman Baca Luru Ilmu. Surahman yang juga tokoh masyarakat setempat itu mengamini dengan mempersilahkan sebagian Mushala miliknya dijadikan pusat belajar.

"Dengan pengetahuan yang luas, seseorang akan lebih berfikir realistis. Karenanya saya menyasar anak-anak calon generasi muda agar lebih gemar membaca. Saya memilih Dusun Kedokan karena lokasinya yang paling terpencil," kata Inayati.

Dengan terwujudnya Taman Baca Luru Ilmu, Inayati berharap seluruh anak-anak di desanya akan gemar membaca. Secara tak langsung, menjauhkan diri dari pergaulan yang cenderung ke arah negatif.

Baca juga: SD Ini Berinovasi Bikin Buku Sendiri, Muridnya Jadi Pintar Membaca

"Kebiasaan membaca harus ditanamkan sejak awal. Semula sih susah meyakinkan para orangtua untuk mengajak anak-anak mereka membaca. Tapi sekarang lihat saja, 30 anak-anak per hari datang ke taman baca luru ilmu. Saya berkeinginan anak-anak di desa minimal lulus SMA. Ada ratusan warga di sekitar taman baca luru ilmu," kata lulusan S1 Hukum, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dibekali pengetahuan agama 

Surahman menambahkan, di sela kegiatan membaca di Taman Baca Luru Ilmu, anak-anak juga ditanamkan pendidikan dasar agama secara gratis. Surahman dan keluarganya dengan sukarela mengajarkan mengaji dan pemahaman tentang Islam kepada anak-anak pengunjung Taman Baca Luru Ilmu.

"Agama menjadi dasar lurus membentengi kepribadian seseorang. Kami sangat senang karena sekarang anak-anak lebih memilih mengisi waktunya dengan membaca dan mengaji. Kami hanya berharap koleksi buku dan fasilitas bisa bertambah dengan bantuan dari pemerintah ataupun dermawan," pungkas Surahman.

Baca juga: Inspiratif, Bripka Muhamad Arifudin Tularkan Semangat Membaca di Desa Nelayan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com