KUPANG, KOMPAS.com — Keberhasilan Grandprix Thomryes Marth Kadja (24) meraih gelar doktor termuda di Indonesia tidak terlepas dari dukungan orangtua. Dukungan tersebut terutama berkat cara mendidik yang dilakukan oleh kedua orangtuanya.
Orangtua Granprix, yakni Octovianus Kadja dan Yeane Do Djeta, memang menerapkan pendidikan disiplin sejak anak mereka masih kecil.
Kompas.com pun berkesempatan menyambangi rumah orangtua Granprix di Kelurahan Tarus, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (4/3/2018) sore.
Tidak sulit menjangkau rumah tempat Grandprix dibesarkan karena letaknya berada di perbatasan antara Kabupaten Kupang dan Kota Kupang, atau tepatnya 12 kilometer arah Timur Kota Kupang.
Pada Minggu sore, Kompas.com hanya bertemu dengan ayah Granprix, Octovianus Kadja. Ibunya, Yeane Do Djeta yang bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Dinas Peternakan Provinsi NTT, sedang bertugas ke luar daerah.
(Baca juga: Patuhi Nasihat Orangtua Jadi Kunci Sukses Grandprix Sang Doktor Termuda di Indonesia)
Grandprix lahir di Kota Kupang, 31 Maret 1993, atau satu tahun setelah ia dan sang istri tercinta menikah pada 17 Juni 1992. Dia merupakan sulung, sekaligus putra satu-satunya. Usia Grandprix terpaut jauh dengan dua adik perempuannya.
"Sejak kecil mulai dia sekolah, saya selalu ingatkan dan nasihati dia sampai dia berangkat kuliah pun saya masih nasihati dia. Saya tiap hari nasihati dan tidak pernah bosan selalu mengingatkan dia untuk hidup disiplin dan patuh perintah orangtua," kata Octovianus yang saat ini bekerja di Bank Christa Jaya Kupang.
Octovianus pun bangga, karena meski dinasihati terus-menerus, Grandprix tidak pernah membantah, apalagi melawan.
"Tidak pernah pernah satu kata bantahan yang keluar dari mulutnya ketika saya kasih nasihat ke dia. Dia hanya bilang, 'Iya, Bapak'," ucap Octovianus.
(Baca juga: Grandprix Thomryes, Doktor Muda dari Timur Indonesia)
Grandprix masuk SD GMIT Manumuti Tarus di usia lima tahun. Selanjutnya, bersekolah di SMP Negeri 2 Kota Kupang. Kemudian masuk di SMA Katolik Giovanni Kupang. Di SMA, Grandprix mengikuti kelas akselerasi sehingga dalam waktu dua tahun ia pun lulus sekolah.
"Sejak SD sampai SMA, anak saya ini selalu juara umum. Pada waktu SMA, pernah mengikuti Olimpiade Kimia tingkat SMA khusus di NTT dan dia juara 1," kata Octovianus, yang juga anggota DPRD Kabupaten Sabu Raijua periode 2009-2014.
Setelah lulus SMA, lanjut Octovianus, Grandprix kemudian mendapat beasiswa untuk kuliah di Jurusan Kimia Universitas Indonesia.
Dasarnya memang sudah cerdas, dalam tempo tiga tahun lebih, Grandprix pun lulus dengan predikat cum laude. Begitu juga saat mengikuti sekolah magister dan doktor, diselesaikannya dalam tempo empat tahun.
Terinspirasi Formula 1