Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Didik Octovianus Antar Putranya Jadi Doktor Termuda Indonesia

Kompas.com - 04/03/2018, 19:16 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Kompas TV Pendidikan karakter seharusnya dimulai sedini mungkin.

Octovianus mengaku, sejak istrinya mengandung, ia sudah mempersiapkan nama yang tepat untuk anaknya.

Nama Grandprix terinsiprasi dari balapan Formula 1. Sementara Thomryes Marth itu diambil dari gabungan nama kakek dan nenek Grandprix, yakni Thomas, Rika, Yosua, dan Martha.

"Pemikiran saya Grandprix itu harus hebat dan besar dengan kecepatan dan harus terus berputar cepat seperti ban mobil balap Formula 1," ucap Oktovianus yang juga pernah berprofesi sebagai guru.

Menurut Octovianus, sejak kecil Grandprix dididik untuk mandiri, disiplin, dan taat beribadah. Mulai dari SMP hingga SMA, setiap hari Grandprix selalu bangun pagi tepat pukul 04.30 Wita.

Setelah bangun pagi, Grandprix langsung berdoa, masak, bersihkan kamarnya dan menyetrika pakaiannya sendiri, kemudian mempersiapkan diri ke sekolah.

Selama bersekolah, Grandprix pun tidak pernah terlambat masuk sekolah. Padahal, ketika berangkat ke sekolah, Grandprix menumpang kendaraan umum (angkutan kota).

"Di rumah ada kendaraan, tapi saya tidak pernah antar dia ke sekolah. Saya biarkan dia ke sekolah sendiri dengan menumpang angkot, tetapi dia tidak pernah terlambat ke sekolah. Begitu juga hari minggu dia rajin ke gereja dan ikut sekolah minggu," kata Octovianus.

Octovianus mengatakan tidak pernah memberikan uang jajan kepada Grandprix. Karena itu, sebelum ke sekolah ia meminta anaknya itu untuk makan hingga kenyang dan pulang sekolah tepat waktu untuk makan siang di rumah.

"Saya didik dia untuk mandiri dan bisa tahu hidup susah. Saya yakin bahwa dengan didikan saya ini, kelak anak saya akan berhasil dan memang terbukti dia berhasil," ujar Octovianus bangga.

Octovianus pun berharap dengan kesuksesan yang telah diraih oleh anaknya itu tidak membuat Grandprix tinggi hati.

"Saya selalu nasihat dia bahwa jangan sombong karena kesombongan itu awal kehancuran. Apa yang sudah dilakukan oleh dia membuat bangga kami orangtua dan keluarga besar sehingga tetaplah berusaha dan belajar serta rendah hati," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com