Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Didik Octovianus Antar Putranya Jadi Doktor Termuda Indonesia

Kompas.com - 04/03/2018, 19:16 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com — Keberhasilan Grandprix Thomryes Marth Kadja (24) meraih gelar doktor termuda di Indonesia tidak terlepas dari dukungan orangtua. Dukungan tersebut terutama berkat cara mendidik yang dilakukan oleh kedua orangtuanya.

Orangtua Granprix, yakni Octovianus Kadja dan Yeane Do Djeta, memang menerapkan pendidikan disiplin sejak anak mereka masih kecil.

Kompas.com pun berkesempatan menyambangi rumah orangtua Granprix di Kelurahan Tarus, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (4/3/2018) sore.

Tidak sulit menjangkau rumah tempat Grandprix dibesarkan karena letaknya berada di perbatasan antara Kabupaten Kupang dan Kota Kupang, atau tepatnya 12 kilometer arah Timur Kota Kupang.

Pada Minggu sore, Kompas.com hanya bertemu dengan ayah Granprix, Octovianus Kadja. Ibunya, Yeane Do Djeta yang bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Dinas Peternakan Provinsi NTT, sedang bertugas ke luar daerah.

(Baca juga: Patuhi Nasihat Orangtua Jadi Kunci Sukses Grandprix Sang Doktor Termuda di Indonesia)

Octovianus Kadja, ayah dari Grandprix Thomryes Marth Kadja (24), saat berada di kediamannya di Tarus, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT)KOMPAS.com/Sigiranus Marutho Bere Octovianus Kadja, ayah dari Grandprix Thomryes Marth Kadja (24), saat berada di kediamannya di Tarus, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT)
Meski sedang sakit, Oktovianus pun bersemangat menceritakan semua tentang putranya mulai dari bayi hingga dewasa.

Grandprix lahir di Kota Kupang, 31 Maret 1993, atau satu tahun setelah ia dan sang istri tercinta menikah pada 17 Juni 1992. Dia merupakan sulung, sekaligus putra satu-satunya. Usia Grandprix terpaut jauh dengan dua adik perempuannya.

"Sejak kecil mulai dia sekolah, saya selalu ingatkan dan nasihati dia sampai dia berangkat kuliah pun saya masih nasihati dia. Saya tiap hari nasihati dan tidak pernah bosan selalu mengingatkan dia untuk hidup disiplin dan patuh perintah orangtua," kata Octovianus yang saat ini bekerja di Bank Christa Jaya Kupang.

Octovianus pun bangga, karena meski dinasihati terus-menerus,  Grandprix tidak pernah membantah, apalagi melawan.

"Tidak pernah pernah satu kata bantahan yang keluar dari mulutnya ketika saya kasih nasihat ke dia. Dia hanya bilang, 'Iya, Bapak'," ucap Octovianus.

(Baca juga: Grandprix Thomryes, Doktor Muda dari Timur Indonesia)

Grandprix masuk SD GMIT Manumuti Tarus di usia lima tahun. Selanjutnya, bersekolah di SMP Negeri 2 Kota Kupang. Kemudian masuk di SMA Katolik Giovanni Kupang. Di SMA, Grandprix mengikuti kelas akselerasi sehingga dalam waktu dua tahun ia pun lulus sekolah.

"Sejak SD sampai SMA, anak saya ini selalu juara umum. Pada waktu SMA, pernah mengikuti Olimpiade Kimia tingkat SMA khusus di NTT dan dia juara 1," kata Octovianus, yang juga anggota DPRD Kabupaten Sabu Raijua periode 2009-2014.

Setelah lulus SMA, lanjut Octovianus, Grandprix kemudian mendapat beasiswa untuk kuliah di Jurusan Kimia Universitas Indonesia.

Dasarnya memang sudah cerdas, dalam tempo tiga tahun lebih, Grandprix pun lulus dengan predikat cum laude. Begitu juga saat mengikuti sekolah magister dan doktor, diselesaikannya dalam tempo empat tahun.

Grandprix Thomryes Marth Kadja seusai memaparkan disertasinya di hadapan penguji dalam sidang terbuka di Gedung Annex, CCR, Rektorat Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Tamansari, Jumat (22/9/2017) siang. Grandprix dinyatakan lulus dengan nilai cumlaude dan menyandang gelar dokter termuda Indonesia di usia 24 tahun.  KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Grandprix Thomryes Marth Kadja seusai memaparkan disertasinya di hadapan penguji dalam sidang terbuka di Gedung Annex, CCR, Rektorat Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Tamansari, Jumat (22/9/2017) siang. Grandprix dinyatakan lulus dengan nilai cumlaude dan menyandang gelar dokter termuda Indonesia di usia 24 tahun.

Terinspirasi Formula 1

Octovianus mengaku, sejak istrinya mengandung, ia sudah mempersiapkan nama yang tepat untuk anaknya.

Nama Grandprix terinsiprasi dari balapan Formula 1. Sementara Thomryes Marth itu diambil dari gabungan nama kakek dan nenek Grandprix, yakni Thomas, Rika, Yosua, dan Martha.

"Pemikiran saya Grandprix itu harus hebat dan besar dengan kecepatan dan harus terus berputar cepat seperti ban mobil balap Formula 1," ucap Oktovianus yang juga pernah berprofesi sebagai guru.

Menurut Octovianus, sejak kecil Grandprix dididik untuk mandiri, disiplin, dan taat beribadah. Mulai dari SMP hingga SMA, setiap hari Grandprix selalu bangun pagi tepat pukul 04.30 Wita.

Setelah bangun pagi, Grandprix langsung berdoa, masak, bersihkan kamarnya dan menyetrika pakaiannya sendiri, kemudian mempersiapkan diri ke sekolah.

Selama bersekolah, Grandprix pun tidak pernah terlambat masuk sekolah. Padahal, ketika berangkat ke sekolah, Grandprix menumpang kendaraan umum (angkutan kota).

"Di rumah ada kendaraan, tapi saya tidak pernah antar dia ke sekolah. Saya biarkan dia ke sekolah sendiri dengan menumpang angkot, tetapi dia tidak pernah terlambat ke sekolah. Begitu juga hari minggu dia rajin ke gereja dan ikut sekolah minggu," kata Octovianus.

Octovianus mengatakan tidak pernah memberikan uang jajan kepada Grandprix. Karena itu, sebelum ke sekolah ia meminta anaknya itu untuk makan hingga kenyang dan pulang sekolah tepat waktu untuk makan siang di rumah.

"Saya didik dia untuk mandiri dan bisa tahu hidup susah. Saya yakin bahwa dengan didikan saya ini, kelak anak saya akan berhasil dan memang terbukti dia berhasil," ujar Octovianus bangga.

Octovianus pun berharap dengan kesuksesan yang telah diraih oleh anaknya itu tidak membuat Grandprix tinggi hati.

"Saya selalu nasihat dia bahwa jangan sombong karena kesombongan itu awal kehancuran. Apa yang sudah dilakukan oleh dia membuat bangga kami orangtua dan keluarga besar sehingga tetaplah berusaha dan belajar serta rendah hati," tuturnya.

Kompas TV Pendidikan karakter seharusnya dimulai sedini mungkin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com