Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sentra Kripik Tempe Sanan, Gus Ipul Bicara Kedelai Impor

Kompas.com - 01/03/2018, 13:28 WIB
Andi Hartik,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mendatangi Sentra Industri Kripik Tempe Sanan, Kota Malang, Kamis (1/3/2018).

Dalam kesempatan itu, pria yang biasa disapa Gus Ipul itu mendapat keluhan soal kedelai impor yang menjadi bahan baku tempe.

Selama ini, para pengrajin tempe dan kripik tempe di lokasi itu menggunakan bahan baku kedelai impor dari Amerika Serikat. Sebab, kedelai lokal belum memenuhi standar yang dibutuhkan para pengrajin.

Kondisi itu membuat harga bahan baku yang didapat pengrajin tidak menentu. Bahkan, harga kedelai impor bisa naik seketika.

(Baca juga : Blusukan ke Kampung Nelayan Kenjeran, Gus Ipul Dicurhati Para Janda )

"Yang jelas mereka kurang cocok dengan kedelai dalam negeri. Kalau yang impor itu kan lebih besar. Sekarang menjadi kebutuhan, mereka mendesak pemerintah ikut membantu IKM (Industri Kecil Menengah) ini memperoleh bahan baku yang lebih murah," katanya.

"Nah ini lagi kita perjuangkan. Mereka tadi kan salah satu keluhannya soal bahan baku yang impor masih dirasakan cukup mahal. Karena kenaikannya kadang-kadang tidak terduga," ungkapnya.

Saat ini, sambung dia, belum ada rencana membangun sentra pertanian berbasis kedelai untuk mengurangi ketergantungan pada kedelai impor. Budidaya bibit kedelai dari luar negeri belum berhasil dilakukan di Jawa Timur.

"Beberapa kali sudah dicoba, tapi belum berhasil. Mudah-mudahan nanti ke depan bisa berhasil," ungkapnya.

(Baca juga : Jelang Pilpres 2019, Gus Ipul Dukung Jokowi Jadi Capres )

Gus Ipul berencana membangun koperasi untuk para pengrajin tempe dan kripik tempe itu supaya impor kedelai tidak dilakukan pihak ketiga.

"Kalau bisa impornya ini tidak pihak ketiga. Kalau bisa koperasi punya jatah untuk impor sendiri sehingga harganya tidak terlalu tinggi," ungkapnya.

Ketua Paguyuban Pengrajin Tempe Sanan, Arif Sofyan Hadi mengatakan, ada 469 pengrajin di sentra tersebut. Semuanya menggunakan kedelai impor dari Amerika Serikat sebagai bahan baku tempe dan kripik tempe.

"Kita 30 ton per hari," tuturnya.

Ia mengatakan, kedelai impor lebih mudah untuk dijadikan tempe atau kripik tempe. Sebab bijinya lebih besar dan buahnya lebih matang. Bahkan terkadang, harga kedelai impor lebih murah dibanding kedelai lokal.

"Kalau dari rasa enak yang lokal. Tapi kalau pengerjaan lebih sulit," pungkasnya.

Kompas TV Calon Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf bertemu dengan petani di Bumiaji, Kota Batu.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com