Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangisan Pegawai Saat Dedi Mulyadi Pamit Mundur dari Jabatan Bupati

Kompas.com - 30/01/2018, 14:28 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kembali berpamitan kepada para pegawainya di lingkungan dinas Pemkab Purwakarta, Senin (30/1/2018) pagi.

Para Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan honorer tampak menangis saat melepas pemimpinnya yang pamit mengundurkan diri sebagai kepala daerah karena hampir bersamaan dengan akhir masa jabatannya.

Tangis haru pecah mengiringi acara pamitan tersebut. Keharuan bertambah saat Dedi menyalami para pegawai satu per satu.

Ida Hamidah, salah seorang PNS dari Dinas Komunikasi dan Informatika tampak tidak kuasa menahan tangis. Rasa sedih tidak dapat ia sembunyikan karena orang nomor satu di Purwakarta itu kini harus meletakkan jabatan.

Diketahui, Dedi Mulyadi akan mengambil cuti di luar tanggungan negara. Setelah itu, ia akan digantikan oleh penjabat Bupati Purwakarta untuk melanjutkan sisa jabatan sampai Maret 2018.

"Bapak itu selalu memberikan arahan kepada kami agar teliti dan mengikuti visi beliau. Hasilnya, boleh dilihat sekarang perubahan Purwakarta. Beliau berani mengubah sistem yang rigid menjadi punya performa dalam menyelesaikan pekerjaan," ujar Ida.

Baca juga : Daripada Diam di Posko Pemenangan, Dedi Mulyadi Pilih Temui Warga

Menurut Ida, Dedi pun selalu memberikan motivasi kepada para pegawai. Dia selalu menekankan agar pelaksanaan program mengedepankan inovasi berbasis kultur.

"Saat menjadi staf biasa, saya pernah dipanggil sama beliau untuk duduk, waktu itu beliau masih wakil bupati. Kata beliau, suatu saat Euceu akan duduk di sini. Itu menjadi motivasi tersendiri bagi saya. Secara capaian, beliau berhasil mengubah Purwakarta dari Kota Pensiun menjadi Kota Pariwisata. Inovatif sekali dalam programnya," katanya.

Ida memiliki kisah tersendiri saat Dedi Mulyadi bermaksud membentuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Purwakarta. Saat itu, tahun 90-an, dirinya menjadi pengurus HMI cabang Bandung.

"Sejak masih menjadi aktivis saya bersama beliau. Saya HMI di Bandung, beliau waktu itu mendirikan HMI di Purwakarta," tandasnya.

Baca juga : Dedi Mulyadi: Menghadapi Pilkada Ini Saya Jauh Lebih Santai...

Dedi Mulyadi selama ini menilai Purwakarta sudah seperti ibu. Karena itu, selama dua periode dirinya memimpin, Dedi menggunakan manajemen seorang ibu dalam mengatur rumah tangga, terutama keuangan.

"Sejak sebelum menjabat sebagai Bupati, saya sudah jatuh cinta pada Purwakarta. Bagi saya, Purwakarta bagai ibu. Maka saya menggunakan ilmu seorang ibu untuk merawatnya," pungkas Dedi.

Kompas TV Deklarasi pasangan bakal Calon Gubernur dan bakal Calon Wakil Gubernur Jawa Barat di pilkada 2018, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi digelar di Bandung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com