PURWAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berpamitan kepada ratusan tukang sapu dan tenaga harian lepas di lingkungan pemerintahannya karena akan mengakhiri jabatannya dalam waktu dekat ini.
Sebelum Maret bulan depan, Dedi akan mengundurkan diri dari jabatan bupati Purwakarta. Padahal, masa jabatannya sebagai bupati Purwakarta berakhir pada 15 Maret 2018. Dedi tidak cuti, melainkan langsung mundur karena ingin fokus menghadapi Pilkada Jabar.
Dedi meminta maaf kepada para tukang sapu yang selama ini masuk kategori pegawai tidak tetap (PTT) dan tenaga harian lepas (THL).
“Saya minta maaf selama bertugas belum bisa menyejahterakan para pegawai. Pemimpin boleh berganti, tetapi pembangunan harus tetap berjalan dan terus meningkat,” jelas dia, Sabtu (27/1/2018).
Dedi juga meminta mereka untuk terus merawat hasil pembangunan. Kepada siapapun kelak penggantinya, Dedi juga meminta hal yang sama. Selama ini, ia mengakui belum mampu menyejahterakan para pekerja tersebut.
“Saya meminta kepada petugas kebersihan agar selalu merawat hasil pembangunan. Ikhtiar kita menjadikan Purwakarta seperti sekarang ini sudah tercapai,” katanya.
Baca juga : Tangis Dedi Mulyadi Pecah Dengar Cerita Ibu Penderita Ginjal Bocor
Menurut Dedi, selama ini hasil pembangunan Purwakarta mampu menjadi daerah tujuan wisata berbasis kultur. Puluhan ribu orang setiap akhir pekan tercatat mengunjungi Purwakarta yang terkenal dengan air mancur terbesar di Asia Tenggara itu.
Selain itu, landmark tata kota menjadi andalan tersendiri bagi kabupaten yang menerapkan falsafah kesundaan sebagai basis utama penyokong pembangunan.
“Hasilnya sudah terasa. Banyak orang yang menghabiskan liburan di Purwakarta. Inilah ke depan yang harus terus kita tingkatkan,” tandasnya.
Baca juga : Dedi Mulyadi: Petani Tebu di Jawa Barat Tak Rasakan Manisnya Gula
Salah seorang tukang sapu Tarlan (30), mengaku selama ini mendapat gaji Rp 2 juta per bulan dari Pemkab Purwakarta. Gaji sebesar itu, kata Tarlan, merupakan bentuk perhatian lebih dari Bupati Dedi. Pasalnya, sebelum pimpinan Dedi Mulyadi, gajinya hanya Rp 400.000 per bulan.
"Segini juga sudah alhamdulillah sekali, Pak, karena sekarang gaji kami sudah mencapai Rp 2 juta," ucapnya.