Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Panjang Kopi "Kampung" Jadi Kopi "Specialty Grade"

Kompas.com - 01/08/2017, 09:22 WIB
Ari Maulana Karang

Penulis

 

Dari Q Grader inilah, biasanya Harry mendapat catatan-catatan penting dari proses olahan kopi yang dilakukannya. Hingga akhirnya, kopi olahannya bisa memenuhi standar specialty grade.

Tak puas hanya diuji oleh Q Grader, Harry membawa biji kopi (green bean) hasil olahannya ke Puslitkoka Jember. Dari hasil pengujian yang dilakukan Puslitkoka, skor green bean olahan Harry 84 poin, atau melebihi angka minimal standar kopi specialty grade yakni 80 poin.

Disiplin Tinggi

Mengolah kopi, sambung Harry, memerlukan disiplin tinggi. Selain itu, pengolahan kopi memerlukan sentuhan rasa dan seni yang bisa membuat pengolah kopi lebih menjiwai proses pengolahan kopi.

Hingga kini, ia mengaku masih terus belajar soal kopi dengan cara mengikuti berbagai ajang lomba kopi di dalam dan luar negeri. Hal ini menurutnya penting juga untuk bisa memperkenalkan produk kopi asli Garut kepada dunia luar.

“Kualitas kopi kita (Garut), tidak kalah dengan kopi yang telah memiliki nama duluan dari Indonesia. Tapi kita belum bisa memproduksi dalam jumlah besar. Jadi di pasaran, kopi kita tertutup oleh kopi daerah lain yang produksinya sudah besar-besaran seperti kopi Gayo,” katanya.

Harry mengaku, pernah melihat langsung kebun kopi Gayo dan koperasi pengolahannya di Nangroe Aceh Darussalam. Stok kopi yang ada di gudang mencapai ratusan ton, karena kebun kopinya terhampar luas.

Namun saat ini, Harry sudah bisa bernafas sedikit lega. Setelah kopi Garut dikenal dunia karena citarasanya yang khas, kini banyak petani mau ikut menanam kopi. Bukan hanya itu, kedai-kedai kopi pun banyak berdiri di Garut dengan menu utama kopi Garut.

“Saya juga baru mulai membuka kedai kopi di Garut. Rencananya tahun ini kita buka kedai kopi di Bali, kopi yang dijual ya kopi Garut. Sekarang kopinya memang sudah masuk Bali, tapi dijual oleh orang lain. Nanti tempatnya kita punya sendiri,” ucapnya.

Lelaki yang dulunya petani akarwangi ini mengaku tak akan pelit berbagi ilmu soal kopi. Karena itu, petani kopi binaannya diajak untuk melakukan pengolahan kopi berkualitas tinggi hingga harga jual kopinya lebih mahal dan menguntungkan petani kopi.

Kabupaten Garut sendiri, menurut Harry, diuntungkan dengan geografis yang sangat cocok ditanami kopi arabica. Meski demikian, bukan berarti kopi robusta tidak bisa dikembangkan di Garut.

Saat ini, dirinya tengah mencoba membina petani di Garut Selatan untuk menanam kopi jenis robusta berikut cara pengolahannya agar kualitasnya bisa lebih bagus dan harganya lebih mahal. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com