Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Sensasi Kopi Organik di Dataran Tinggi Lombok Barat

Kompas.com - 02/06/2017, 21:11 WIB
Karnia Septia

Penulis

Tirtawan percaya bahwa kopi bisa mengangkat derajat ekonomi di kampungnya. Keyakinan itulah yang membuatnya terus mencoba berbagai inovasi untuk temukan cita rasa kopi yang pas. Sampai akhirnya, ia berhasil mengembangkan kopi organik dari Dusun Prabe.

Hidup dari Kopi

Jumat (28/4/2017) pagi di Dusun Prabe, suasana rumah Tirtawan masih lengang. Di sudut rumah, tampak beberapa mesin pengolah kopi yang sedang tidak berproduksi. Hari itu, tidak ada aktivitas produksi kopi.

Warga di Dusun Prabe tengah sibuk dengan acara begawe (hajatan) salah satu warga. Oleh Aisyah, istri Misbah Hultirta, kami pun dipersilakan duduk di berugak (bale-bale).

Aisyah kemudian keluar membawa baki berisi termos dan dua gelas kopi. Ia mulai menyeduh kopi bideng (hitam) di atas berugak. Aroma harum khas kopi robusta seketika menggugah selera.

"Ini kopi murni, nggak ada campurannya," kata Aisyah sambil mengaduk kopi.

Dalam sekejap, dua gelas kopi siap dihidangkan. Sekilas kopi hitam itu tampak sama seperti kopi pada umumnya.

Saat diseruput, rasa kopi ini terasa lebih ringan. Kopi ini memiliki aroma yang kuat. Rasa manis dan pahitnya pas di lidah. Selain itu, tidak terlihat ampas yang menempel pada bibir gelas. Ini menandakan bahwa kopi yang digunakan merupakan kopi murni, tanpa campuran.

Rasa lelah usai menempuh perjalanan dari Mataram ke Dusun Prabe seolah terbayar lunas. Suasana kampung nan sejuk menambah nikmat kopi.

Dusun Prabe terletak di Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, NTB. Dusun ini berada di dataran tinggi dan dikelilingi oleh rimbun pepohonan.

Dusun Prabe berjarak 30 menit perjalanan dari Kota Mataram. Jalanan menanjak dan hutan sepanjang 3 Km harus diterobos untuk sampai di Dusun Prabe.  

Saat tengah menikmati kopi, Misbah Hultirta, kepala Dusun Prabe yang merupakan anak Tirtawan pulang dari hajatan. Ia langsung menuju berugak dan duduk bersama kami. Sesekali Ia menyilahkan kami untuk meminum kopi.

Kopi sudah melekat di kehidupan masyarakat Lombok. Menyeruput segelas kopi di pagi hari seakan sudah menjadi hal yang wajib. Bagi mereka penikmat kopi, segelas kopi bisa menjadi penambah semangat untuk memulai hari.

"Lamun ndeq narak kupi, kurang bae idap pegawean (Kalau tidak ada kopi, akan kurang semangat untuk bekerja)," kata Misbah Hultirta.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com