Sekitar 600 buku di perpustakaan yang diresmikan, 27 April lalu, disediakan untuk para warga binaan. Jenis bukunya pun bervariasi, mulai dari tema agama, hukum, pengetahuan umum, hingga keterampilan.
"Para narapidana di sini memang dibatasi ruang geraknya. Namun dengan hadirnya perpustakaan ini, kami berharap dapat mengakomodir hak mereka untuk tetap belajar dan berkarya," kata Aris.
Ternyata tidak hanya perpustakaan, sejumlah napi di Lapas Batu juga diperbolehkan untuk bekerja.
Ada beberapa pos pekerjaan yang difasilitasi di dalam lingkungan lapas, di antaranya kerajinan bambu yang dikerjakan oleh lima orang, mebel lima orang, menjahit tiga orang, laundry enam orang, pembuatan keripik pisang enam orang, sablon enam orang, perkebunan 10 orang, dan peternakan empat orang.
“Selain itu, beberapa napi juga ada yang bekerja di dalam lapas sebagi petugas kebersihan, dapur umum, dan pekerjaan rumah tangga lapas lainnya. Para napi yang bekerja juga mendapatkan insentif dari barang yang dihasilkan,” katanya.
Abdul memiliki gambaran, ke depan pihaknya dapat mengembangkan semacam home industry yang tidak membutuhkan modal usaha besar.
“Gagasan ini kami upayakan untuk terwujud dengan tujuan membekali keterampilan kepada para napi agar dapat membuka usaha sendiri setelah bebas nanti,” tutur Abdul.
TAMAT
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.