Menelusuri media sosial, banyak pemudik dari arah yang sama dengan Kompas.com butuh waktu 33 jam untuk tiba kembali di Jakarta.
Situasi ini cukup dilematis buat para pelintas ketika semua tempat istirahat (rest area) disesaki pemudik yang lebih dulu sampai di jalan tol ini.
Tak sedikit pemudik yang kemudian memilih memarkir kendaraannya di bahu jalan untuk rehat sejenak dari perjalanan panjang. Pemandangan serupa piknik pun jamak dilihat, sampai akhirnya sejumlah polisi menyisir bahu jalan untuk meminta mereka beranjak dari bahu jalan.
Kemacetan perjalanan panjang tersebut juga menyisakan sampah bertebaran, terutama di lokasi macet parah. Di sini, pemulung mendapatkan berkah dari sampah para pelintas, kebanyakan berupa botol air minum dalam kemasan.
“Lumayan, bisa dapat 5 kilogram. Sekilo bisa dijual Rp 2.000,” ujar salah satu pemulung yang ditemui Kompas.com di lokasi Rifki berjualan kopi.
Sehari-hari, dia mengaku belum tentu sehari bisa memulung dan mendapatkan hasil sampai 1 kilogram.
Satu lagi ironi dari tepi tol yang—setidaknya pada “musim” mudik—penuh sesak dengan berbagai mobil keluaran terbaru.