Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Mengais Rezeki dari Kemacetan di Tol Cipali

Kompas.com - 03/07/2017, 06:00 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Menelusuri media sosial, banyak pemudik dari arah yang sama dengan Kompas.com butuh waktu 33 jam untuk tiba kembali di Jakarta.

Situasi ini cukup dilematis buat para pelintas ketika semua tempat istirahat (rest area) disesaki pemudik yang lebih dulu sampai di jalan tol ini.

Tak sedikit pemudik yang kemudian memilih memarkir kendaraannya di bahu jalan untuk rehat sejenak dari perjalanan panjang. Pemandangan serupa piknik pun jamak dilihat, sampai akhirnya sejumlah polisi menyisir bahu jalan untuk meminta mereka beranjak dari bahu jalan.

Kemacetan perjalanan panjang tersebut juga menyisakan sampah bertebaran, terutama di lokasi macet parah. Di sini, pemulung mendapatkan berkah dari sampah para pelintas, kebanyakan berupa botol air minum dalam kemasan.

“Lumayan, bisa dapat 5 kilogram. Sekilo bisa dijual Rp 2.000,” ujar salah satu pemulung yang ditemui Kompas.com di lokasi Rifki berjualan kopi.

Sehari-hari, dia mengaku belum tentu sehari bisa memulung dan mendapatkan hasil sampai 1 kilogram.

Satu lagi ironi dari tepi tol yang—setidaknya pada “musim” mudik—penuh sesak dengan berbagai mobil keluaran terbaru.

 

 

 

Kompas TV Bus Tak Berpenumpang Terjun Bebas di Tol Cipali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com