Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merajut Asa Dasawarsa Gempa Yogyakarta

Kompas.com - 26/05/2016, 07:00 WIB
Kontributor Surakarta, Michael Hangga Wismabrata

Penulis

 

Tinggal di dome

KOMPAS.com/WISMABRATA Sarana ibadah di kompleks dome di Desa Nglepen, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (5/5/2016).

Saat ini, Harnorejo tinggal bersama suaminya di komplek rumah dome bersama 70 KK dari Desa Nglepen lainnya. Bantuan rumah anti-gempa tersebut letaknya sekitar dua kilometer dari desa asal mereka. Masih berada di deretan kaki Perbukitan Seribu, namun lokasi rumah tahan gempa tersebut jauh lebih aman.

Sepuluh tahun para korban gempa tersebut memulai hidup baru, di rumah dome atau saat ini dikenal dengan sebutan rumah "teletubbies". Bentuknya yang menyerupai rumah tokoh kartun Telletubbies di televisi, membuat tempat tinggal Harnorejo lebih dikenal dengan nama tersebut.

"Dulu ya kepepet, ya senang. Kepepet, kan dibantu rumah, lagi pula bentuknya kok aneh. Senang, tapi ya kepepet. Sekarang sudah biasa, enggak masalah," kata Harnorejo.

Tinggal dirumah "teletubbies" selama 10 tahun tidak bukan hal mudah bagi setiap warga pengungsi dari desa tersebut. Rumah dengan konstruksi khusus tahan gempa tersebut berdimensi garis tengah 7 meter, tinggi 4,6 meter dan luas 36 meter persegi.

Bentuk rumah setengah lingkaran tersebut memiliki dua lantai. Lantai bawah terdiri dari satu kamar tamu, dua kamar tidur, satu dapur. Sedangkan untuk lantai atas berupa ruangan kosong biasanya digunakan sebagai gudang.

Sakiran (40), salah satu warga di kompleks dome menceritakan pengalaman pertamanya saat tinggal di rumah dome tersebut.

"Bentuknya kan setengah bulat dan kalau bangun tidur, sering lupa arah mata angin, mana selatan mana utara, pas keluar kita sering keblasuk (salah jalan) maunya ke depan, eh, malah ke pintu belakang," kata Sakiran saat berbincang dengan Kompas.com.

"Ada juga tetangga pas awal awal tinggal di sini karena MCK-nya jauh dan belum ada pepohonan, masih sama plek bentuknya, habis buang air di kamar mandi umum yang jaraknya kurang lebih 25 meter, saat pulang salah masuk rumah, dan kaget, lho kok beda semuanya," kata Sakiran.

Sebanyak 250 jiwa dari 71 KK sudah bersama sama tinggal di kompleks "teletubbies". Jumlah KK yang masih sama saat bersama-sama mengungsi dari lokasi bencana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com