Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merajut Asa Dasawarsa Gempa Yogyakarta

Kompas.com - 26/05/2016, 07:00 WIB
Kontributor Surakarta, Michael Hangga Wismabrata

Penulis

Bercocok tanam

Aktivitas warga pun masih tetap sama, bercocok tanam. Begitu juga dengan kegiatan sosial juga masih dilakukan oleh warga kompleks dome, sama saat masih tinggal di desa sebelum gempa. Namun saat ini agak sedikit berbeda, ujar Sakiran.

"Kita masih sering adakan pertemuan warga, namun karena ruang tamunya sempit, jadi kita tidak bisa di dalam rumah, di jalan. Nah, kalau pas musim hujan, itu yang repot," kata Sakiran.

Sakiran juga menjelaskan bagaimana repotnya menaruh hasil pertanian di rumah mereka. Keterbatasan jumlah ruangan dan sempitnya lahan menjadi masalah. Berbeda dari bentuk rumah mereka dahulu yang masih ada lahan kosong atau gudang untuk menyimpan hasil pertanian.

"Warga profesinya adalah petani dan kebiasaan menyimpan hasil tani sempat membuat kami bingung, harus disimpan dimana, karena rumahnya kecil dan tidak ada ruangan luas," katanya.

Kompleks rumah dome dibangun pada tahun 2006 dan merupakan bantuan dari sebuah organisasi non-pemerintah Domes for the World Foundation bagi para korban gempa, khususnya warga Desa Nglepen. Terdapat 80 unit dan 71 unit di antaranya untuk hunian, sementara lainnya untuk fasilitas umum seperti MCK, tempat ibadah, dan fasilitas kesehatan.

Kompleks dome atau rumah setengah lingkaran atau tenda itu diresmikan oleh Menteri Permukiman Hidup Alwi Shihab pada tahun 2007. Kompleks rumah dome tersebut menjadi satu satunya yang ada di Indonesia bahkan di Asia.

Mulai bangkit

Lokasi rumah "teletubbies" berada di perbatasan antara Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Klaten. Jarak tempuh dari pusat kota Yogyakarta kurang lebih dua jam sampai ke lokasi. Kurang lebih waktu tempuh hampir sama apabila berangkat dari Kota Solo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com