PONOROGO, KOMPAS.com —Tim gabungan SAR menemukan jasad korban kelima tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, dalam keadaan rusak. Untuk mengidentifikasi jenazah laki-laki itu dibutuhkan tes DNA.
"Kondisi badan jenazah saat ditemukan sudah dalam kondisi rusak sehingga sulit untuk melakukan identifikasi dari tanda-tanda tubuh dan pakaian," kata Kapolres Ponorogo, AKBP Suryo Sudarmadi, Selasa ( 25/4/2017).
Dari pemeriksaan fisik, tim memastikan usia korban di atas 50 tahun. Kondisi terlihat dari gigi korban. Dari 24 korban longsor yang belum ditemukan, hanya tiga orang yang usianya di atas 50 tahun.
"Dengan demikian hanya tiga keluarga korban itulah yang akan diambil darahnya untuk tes DNA," ujar Suryo.
(Baca juga: Korban Hilang Akibat Longsor Ponorogo Ditemukan Saat Normalisasi Kali)
Untuk melakukan tes DNA dibutuhkan sampel darah dari keluarga korban. Waktu yang dibutuhkan sekitar dua minggu untuk mengetahui hasilnya.
Diberitakan sebelumnya, jenazah kelima korban hilang tanah longsor ditemukan saat BPBD Ponorogo dan warga melakukan normalisasi kali di sektor D, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Senin ( 24/4/2017) sore.
"Tadi sekitar pukul 14.30 WIB telah ditemukan mayat salah satu korban bencana tanah longsor di sektor D. Ciri-cirinya berjenis kelamin laki-kaki, tinggi kurang lebih 168 cm, wajah tidak bisa dikenali dan mengenakan celana dalam warna biru," ungkapnya.
(Baca juga: Hujan Deras, Banjir dan Longsor Terjang Ponorogo)
Sebelumnya tim gabungan berhasil menemukan empat jenazah korban hilang tanah longsor sejak Minggu ( 2/4/2017) hingga Selasa (10/4/2017). Keempat korban tersebut yakni Katemi (70), Iwan Danang Suwandi (27), Sunadi (47) dan Sumaryono (25). Sementara total korban hilang yang dilaporkan sebanyak 28 orang.