"Saya sudah tiga kali bolak-balik sejak pagi. Dan sudah bekerja hampir dua minggu ini," ujar Antou, salah satu sopir truk yang menunggu giliran muatannya dibongkar.
Dua ekskavator terlihat berjibaku membongkar sampah tersebut. Sementara ratusan pemulung saling berebut mencari sampah yang masih bisa didaur ulang kemudian dijual kembali. Terlihat sampah di TPA Sumompo telah menggunung setinggi puluhan meter.
Salah seorang petugas yang berada di situ, mengakui bahwa satu-satunya TPA di Manado tersebut telah kelebihan kapasitas. Wali Kota Manado, Vicky Lumentut sendiri mengungkapkan bahwa lumpur dan sampah yang ditinggalkan banjir bandang bisa mencapai 100.000 kubik.
Menurut dia Pemkot sendiri telah menurunkan 116 dump truck dan 16 alat berat untuk mengangkut sampah dan lumpur tersebut. Besarnya volume sampah yang ditinggalkan terlihat dari masih banyaknya sampah yang belum terangkat, walau sudah lebih dari dua minggu banjir bandang surut.
Bahkan di beberapa lokasi, sopir truk membuang sampah bukan lagi di TPA. Salah satunya di ruas jalan Ring Road yang kini dipenuhi sampah di bagian kiri kanan jalannya.
Penanganan sampah dan lumpur yang masih ada di wilayah pemukiman memang harus segera dilakukan. Jika tidak, dikhawatirkan akan memicu penyakit pascabencana.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.