Dalam pantauan Kompas.com di pecinan Kota Manado, Kamis (30/1/2014) malam, perayaan Imlek tak lagi seramai tahun-tahun lalu. Jika biasanya di Kelenteng Ban Hing Kiong terdapat panggung utama, misalnya, kini panggung pertunjukan berbagai atraksi tersebut tidak ada.
Kesederhanaan perayaan malam Imlek tersebut karena Kota Manado baru saja dilanda bencana banjir bandang. Walaupun sudah dua pekan berlalu, tetapi suasana duka masih sangat terasa.
"Upacara sembahyang tetap dilaksanakan, tetapi acara meriah seperti pasang bunga api tidak ada karena kami masih dalam suasana prihatin," ujar salah satu tokoh Tionghoa, Sofyan Jimmy Yosadi, Kamis.
Menurut Sofyan, beberapa rumah warga Tionghoa, terutama yang berada di Kelurahan Calaca, ikut terendam air sewaktu banjir bandang, Rabu (15/1/2014). Bahkan hingga kini beberapa rumah tersebut masih digenangi endapan lumpur tebal.
"Tadi pagi di rumah-rumah yang masih ada lumpurnya tidak ada sembahyang leluhur. Malam ini sembahyang dipusatkan di kelenteng-kelenteng," tambah Sofyan. Beberapa warga Tionghoa juga menyatakan tidak akan melakukan open house sebagai bentuk keprihatinan terhadap bencana.
Sewaktu banjir bandang menerjang, kawasan pecinan termasuk tiga buah kelenteng di kawasan itu ikut terendam air hingga mencapai tiga meter. Kondisi tersebut membuat warga Tionghoa tidak melakukan kegiatan berlebihan pada malam Imlek.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.