Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/02/2014, 09:49 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MANADO, KOMPAS.com - Banyaknya sampah yang ditinggalkan banjir bandang Manado, ternyata menjadi sumber rejeki dan penghasilan bagi orang lain.

Nyong, bocah berusia tujuh tahun yang ditemui di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumompu mengaku mendapat banyak penghasilan dalam dua minggu terakhir ini.

"Jadi banyak barang yang bisa dipilih. Saya bantu ibu. Kami lalu menjualnya," aku Nyong, Sabtu (1/2/2014).

Menemani ibunya yang sudah bertahun-tahun menjadi pemulung di TPA Sumompo, Nyong mencari sampah yang masih bisa dijual kembali. Mereka lalu memilah sampah-sampah tersebut. Membersihkannya dan kemudian mengepaknya dalam karung plastik.

Beberapa pemulung yang ditemui Kompas.com juga mengakui hal yang sama. Jika sebelumnya dalam sehari mereka berpenghasilan rata-rata Rp 50.000, kini bisa tiga kali lipat bahkan lebih.

"Masih banyak barang-barang yang layak diperbaiki dan dijual kembali. Kami membersihkannya dari lumpur dan menawarkan kepada pengumpul," tambah Nanang, yang mengaku datang dari Gorontalo.

Pascabanjir bandang menerjang Manado pada Rabu (15/1/2014) lalu, ribuan ton sampah setiap hari diangkut untuk dibuang. Luasnya wilayah yang diterjang banjir merusak puluhan ribu rumah warga dan bangunan lainnya.

Terjangan dahsyat banjir tersebut telah meninggalkan sampah yang luar biasanya banyak. Hingga dua pekan lebih banjir surut, persoalan sampah tersebut belum bisa dituntaskan.

Setiap hari ribuan relawan dari luar Manado, bahu membahu datang membantu warga yang terkena banjir. Mereka membantu mengangkat sampah yang ditinggalkan banjir tersebut. Ratusan mobil truk yang sudah disiapkan mengangkut sampah tersebut dan membawanya ke TPA Sumompo.

Bencana telah membuat sebagian besar warga Manado kehilangan harta benda mereka. tetapi bencana itu telah membuat sebagian warga lainnya mengais rejeki dari sampah yang ditinggalkan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com