"Kami sudah turun membantu warga sejak hari pertama peristiwa banjir bandang. Dan sekarang secara bergantian membagi tugas terus membantu mengangkat sampah dan lumpur," ujar Koordinator Relawan, Steven Sumolang.
Menurut Steven, Mike merupakan seorang guru. Dia sendirilah yang menawarkan diri untuk turut bekerja membantu warga. "Kami merasa terharu karena dia juga mau peduli dengan Kota Manado yang ditimpa bencana," tambah Bob, salah satu relawan.
Steven menambahkan bahwa tim relawan mereka merupakan gabungan dari beberapa organ, seperti Mapala dan Kelompok Pecinta Alam. "Membersihkan lingkungan merupakan bagian dari tanggung jawab kami sebagai pecinta alam. Maka, sudah selayaknyalah setelah bencana ini kami turun ikut membersihkan sampah yang tertinggal," tambah Steven.
Setelah banjir bandang menerjang Manado, tumpukan sampah dan lumpur menjadi persoalan serius. Dua pekan setelah banjir tersebut melanda Manado pada Rabu (15/1/2014), sampah dan lumpur tebal masih terlihat di mana-mana.
Di Kelurahan Ketang Baru, Kecamatan Singkil, yang merupakan salah satu lokasi terparah diterjang banjir, lumpur dan sampah yang ditinggalkan seolah tidak pernah habis. Padahal, setiap hari ratusan relawan dari berbagai elemen masyarakat turun bahu-membahu mengangkat sampah tersebut. "Kami masih akan terus turun dan bekerja bersama warga sampai Manado bisa pulih kembali," tutup Bob.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.