BANJARBARU, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan (Kalsel) berhasil memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seluas 5.554 hektar dalam peristiwa karhutla sepanjang tahun 2023.
Kepala Pelaksana BPBD Kalsel, Suria Fadliansyah mengatakan, dibanding bencana alam lainnya, kasus karhutla memang menjadi perhatian di 2023.
Apalagi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan Kalsel sebagai salah satu dari 6 provinsi di Indonesia yang menjadi fokus penanganan karhutla.
Baca juga: Kabut Asap di Riau Mereda, Pemprov Cabut Status Siaga Karhutla
Menurut Suria, berdasarkan data, terdapat 4 kabupaten dan kota di Kalsel yang memiliki tingkat kasus karhutla terbanyak.
"Tingkat karhutla paling tinggi, diantaranya Kota Banjarbaru, Tanah Laut, Barito Kuala Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Banjar," ujar Suria dalam keterangannya yang diterima, Senin (1/1/2024).
Dari keempat wilayah itu, Suria menyebut bahwa Kota Banjarbaru yang menjadi perhatian serius. Pasalnya di Banjarbaru terdapat objek vital, yakni Bandara Internasional Syamsudin Noor.
Tak jarang, kabut asap yang ditimbulkan karhutla memaksa sejumlah penerbangan mengalami keterlambatan keberangkatan atau delay.
Suria pun membandingkan kasus karhutla di tahun 2022 yang hanya 296 kejadian melonjak drastis di tahun 2023.
"Karhutla di tahun 2022 hanya ada 296 kejadian sementara di tahun 2023 sebanyak 1.900 kejadian. Ini peningkatan yang sangat signifikan karena mengingat dampak el nino dan kemarau panjang," jelasnya.
Baca juga: Karhutla di Kalsel Turun Drastis, Status Siaga Dicabut
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Bambang Dedi Mulyadi menambahkan, kasus karhutla di Kalsel secara umum dapat tertangani dengan baik.
Hal ini tidak lepas dari banyaknya desa tanggung bencana yang terbentuk selama 2023. Selain itu penanganan karhutla juga tidak lepas dari sistem pengairan yang terpadu.
""Alhamdulillah karhutla di Kalsel tertangani dengan baik, selain pemadaman kita juga melakukan pembasahan dengan sistem buka tutup irigasi," jelas Bambang.
Bambang menambahkan, secara umum, kecuali karhutla, bencana alam di Kalsel selama tahun 2023 mengalami penurunan kejadian dibanding tahun 2022.
"Sementara untuk bencana lainnya seperti banjir, tanah longsor, puting beliung dan banjir rob, semuanya mengalami penurunan kejadian," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.