KULON PROGO, KOMPAS.com - Bekas luka bakar masih terlihat di tubuh Marsiti (54), warga Pedukuhan Tangkisan III, Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Luka bakar yang tersisa hanya berupa garis hitam tipis di pipi kiri, pada punggung jari tangan dan kaki.
Selain itu Marsiti menyebut ada juga bekas luka di paha tepatnya di bawah pinggul.
Marsiti, istri petani kebun di Bukit Menoreh, mengaku sudah kembali beraktivitas seperti biasa setelah kebakaran Oktober 2023 lalu.
"Sudah baik semuanya. Sembuh lukanya, hanya ada bekasnya di pipi, tangan, kaki ini dan belakang paha" kata Marsiti di rumahnya, Rabu (1/11/2023).
Baca juga: Api Muncul Lagi di Bukit Menoreh, Warga Saksikan Banyak Satwa Hutan Berlarian
Luka bakar di tubuhnya sudah sembuh, namun pengalaman dikepung api membekas begitu dalam di hati Marsiti.
Semua berawal dari kebakaran di lereng Menoreh di Tangkisan III pada Oktober 2023.
Kala itu Marsiti berniat membersihkan jalan di pekarangan kebun sendiri. Daun kering dari guguran pohon sudah menumpuk dan menutupi jalan setapak.
"Kasihan orang lewat kalau tidak dibersihkan," kata dia.
Maristi adalah ibu rumah tangga yang merawat anaknya berusia 20 tahun yang lumpuh. Sementara suami Maristi adalah petani yang hidup dari hasil kebun dan kerja serabutan.
Di tengah kegiatan rumah dan merawat anak, Marsiti juga membersihkan rumah maupun halaman.
Hari itu, 16 Oktober 2023 sekitar pukul 09.00 WIB, ia menyapu, mengumpulkan daun kering itu di empat titik. Lalu ia membakarnya satu per satu.
Baca juga: Sisa Kebakaran di Bukit Menoreh Belum Padam, Relawan Jalan Kaki Padamkan Api Pakai Semprotan Gendong
“Saya tidak tahu kenapa saya bakar. Yang keempat awalnya tidak masalah, lalu saya ambil dahan kering, saya lempar ke api. Terbang daun terbawa angin. Tidak lama di bagian atas ada api,” katanya.
Ia segera memadamkan api itu dengan alat apa adanya.