Dalam kondisi kalut, Marsiti mengingat keluarganya yang harus dirawat dan warga sekitar. Ia berusaha mati-matian mematikan api yang terus menjalar.
Ia pun tak mampu mengendalikan api yang terus meluas. Perempuan setengah baya itu pingsan dan beruntung ia berhasil diselamatkan oleh sang adik.
"Tidak ingat apa-apa lalu ada di rumah ini. Dokter datang ke rumah mengobati luka bakar. Tiga hari kemudian baru bisa pergi ke luar rumah untuk kontrol ke dokter," katanya.
Baca juga: Bukit Menoreh Terbakar, Api Berhasil Dipadamkan Setelah Berjam-jam dengan Cara Manual
Ia mengaku tahu kalau membakar sampah di musim seperti ini berisiko. Namun ia tak menyangka terjadi kebakaran hebat akibat tindakannya.
Marsiti pun mengaku menyesal dan bertekad tidak coba-coba hal serupa.
"Saya tidak mau lagi (bakar sampah di musim kering)," katanya.
Kebakaran merambat hingga mengenai tiga lahan warga. Ada yang seluas 10 meter persegi, 500 m2 dan 2.000 m2 yang berisi pohon kelapa.
Selain itu lahan milik Dinas Kehutanan seluas 1-2 hektar hutan ikut terbakar. Beruntung api bisa dikendalikan dalam beberapa jam saja.
Lebih dua pekan kemudian, pemilik lahan dipertemukan dengan Marsiti di balai desa. Sejumlah pejabat desa, aparat dan relawan hadir dalam mediasi ini.
Baca juga: Kebakaran Bukit Menoreh Setelah Bakar Sampah, Satu Warga Kulon Progo Pingsan dan Terluka Kena Api
Dukuh Tangkisan III, Riana Heni Suyanti mengungkapkan, mediasi antar korban kebakaran dan Marsiti telah berlangsung pada Selasa (31/10/2023).
Korban menganggap hal ini musibah dan bukan perbuatan sengaja. Karena itu mereka tidak berniat menuntut hukum karena peristiwa itu.
Warga juga mengenal Marsiti dan kehidupan keluarganya yang hidup dalam keterbatasan.
"Mereka menyarankan tidak perlu kebakaran ini berlanjut pada proses hukum. Kami juga berharap hal serupa,” kata Riana di rumahnya.
Mediasi dihadiri pemerintah desa, aparat dari Polsek Kokap, juga sejumlah relawan yang ikut memadamkan api kebakaran.
Riana mengungkapkan, kasus kebakaran lahan ini telah menjadi pelajaran bersama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.