Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Warga Terdampak Rob, Dimiskinkan Keadaan hingga Kenangan Masa Lalu yang Direnggut Air laut

Kompas.com - 13/12/2022, 13:06 WIB
Ari Widodo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

DEMAK,KOMPAS.com - Perubahan garis pantai akibat abrasi, hingga menjorok ke daratan di wilayah Demak terjadi secara signifikan sejak 1998. Kemudian makin meluas di tahun 2019 hingga sekarang.

Puluhan desa di empat kecamatan Kabupaten Demak terancam hilang ditelan air laut. Misalnya, di Kecamatan Sayung ada 14 desa yang diterjang rob hampir setiap hari. Desa-desa tersebut yakni Bedono, Purwosari, Sriwulan, Sidogemah,Timbulsloko, Surodadi, Banjarsari, Sidorejo, Gemulak, Tugu, Loireng, Sayung, Tambakroto dan Kalisari.

Sementara dari Kecamatan Karangtengah ada 2 desa yakni Tambakbulusan dan Wonoagung. Lalu Kecamatan Bonang ada 5 desa yaitu Margolinduk, Morodemak, Purworejo, Tridonorejo dan Gebang. Selanjutnya, Kecamatan Wedung ada 3 desa yakni, Dukuh Siklenting dan Onggojoyo di Desa Wedung, Kedung Mutih dan Babalan.

Baca juga: [JEO] Sudut Kota Semarang yang Tak Pernah Kering dan Terancam Tenggelam...

Rob yang makin menggila melanda pesisir Utara Demak sejak 2005 bahkan sudah menenggelamkan Dukuh Rejosari dan Dukuh Tambaksari di Desa Bedono Kecamatan Sayung.

Ratusan keluarga pun berangsur pindah baik menetap secara permanen maupun mengontrak atau kos di tempat lain. Lalu pada tahun 2010 semua warga pindah karena desa sudah benar-benar tertutup air laut.

Makin banyak warga pesisir Utara Demak yang terenggut kebahagiaannya karena harus kehilangan rumah dan harta benda akibat gempuran rob.

Tak hanya itu, air laut juga menghempaskan kenangan masa lalu saat lingkungan rumah mereka masih berupa lahan hijau dengan berbagai tanaman semak perdu maupun pohon peneduh lain.

Pekik kegembiraan para pemuda di desa pesisir yang biasanya tumpah ruah saat melenggang di arena olah raga sontak menjadi senyap ketika tak ada lagi lahan untuk menyalurkan tenaga dan semangatnya.

Baca juga: Ancaman Tenggelamnya Wilayah di Pesisir Utara Jawa Tengah

Jika kita berkunjung ke rumah mereka yang terdampak rob, suguhan pemandangan utama adalah raut tertekan. Mayoritas rumah rumah terdampak rob tak lagi utuh sebab keropos terkikis air asin.

Dwi Listyowati (41) warga Perumahan Pondok Raden Patah, Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung Kabupaten Demak, hanya bisa mengenang masa kecilnya yang penuh suka cita saat lingkungan sekitar tempat tinggalnya masih hijau oleh hamparan sawah dan padang semak perdu.

"Dulu jika hendak ke Pantai Morosari, kami jalan kaki atau naik sepeda. Cuma 2 kilometer jaraknya. Sekarang jalannya sudah jadi laut semua," ungkapnya beberapa waktu lalu. 

Jangankan untuk berjalan-jalan, akses menuju keluar dari permukiman saja begitu sulit. Hal ini karena hampir setiap hari air setinggi lutut orang dewasa menggenangi jalanan. Bahkan pernah lebih tinggi dari itu. 

Ia dan warga lainnya dimiskinkan paksa oleh situasi dan kondisi. Kompleks perumahan yang pada tahun 90an termasuk untuk golongan menengah ke atas, kini hanya menyisakan beberapa petak yang layak dihuni. Itu pun dengan kondisi yang sangat mengenaskan.

Suami Dwi, Agung Mulyono (41) mengatakan awalnya rumahnya terdiri dari 2 lantai kini. Namun saat ini hanya tinggal lantai atas karena  lantai dasar penuh air. Akhirnya dia terpaksa menimbun lantai dasar rumahnya dengan padas setinggi 3 meter.

"Bisa dibayangkan berapa ongkos yang harus kami keluarkan tiap tahun untuk biaya meninggikan rumah. Padahal penghasilan kami juga tidak menentu," ungkap Agung.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Regional
Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Regional
Pilkada Banten 2024, Airin Rachmi Diany Berharap Restu Megawati dan Cak Imin

Pilkada Banten 2024, Airin Rachmi Diany Berharap Restu Megawati dan Cak Imin

Regional
Mengenang Mei 1923, Saat Mogok Buruh Lumpuhkan Transportasi Semarang

Mengenang Mei 1923, Saat Mogok Buruh Lumpuhkan Transportasi Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com