Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambang Pacul Sebut Pemimpin Modal Konten Akan Buat Negara Susah Seperti Ukraina, Begini Kata Pakar Internasional

Kompas.com - 28/04/2022, 18:46 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Pernyataan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul, yang menyebutkan calon presiden (Capres) Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 pemimpin modal konten akan susah serta akan terjadi perang seperti di Ukrania, mendapatkan respons pakar.

Pakar Hubungan Internasional Universitas Sebelas Maret (UNS), Ign Agung Satyawan, mengatakan hal tersebut tidak benar dan tidak bisa dikaitkan.

"Nggak nyambung, membandingkan Indonesia dengan Ukraina. Mengenai Presiden Volodymyr Zelensky, kasusnya berbeda. Zelensky terpilih menjadi Presiden Ukraina tahun 2019 melalui pemilu yang demokratis," kata Ign Agung Satyawan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/4/2022).

Baca juga: Bambang Pacul soal Pilihan Calon Presiden 2024: Modal Konten Medsos, Nanti Susah kayak Ukraina

Agung menambahkan dalam kasus Zelensky, dia menyoroti latar belakang sang presiden yang merupakan pekerja industri hiburan.

"Memang betul dia latar belakangnya sebagai aktor, dan banyak mereka yang berlatarbelakang aktor menjadi presiden yang sukses antara lain Ronald Reagan. Justru berlatar belakang sebagai aktor, sosoknya sudah dikenal dan populer di kalangan masyarakat," jelasnya.

Menurut Agung, soal calon pemimpin modal konten atau bermedia sosial untuk saat ini sangat dibutuhkan di era digitalisasi.

"Betul, Zelensky banyak menggunakan medsos, tapi itu merupakan hal wajar bagi seorang pemimpin di era digital. Salah besar jika menyimpulkan Zalensky yang bekas aktor dan pengguna medsos menyebabkan perang Ukraina-Rusia," katanya.

Sebab menurutnya, konflik Ukraina dan Rusia sudah terjadi lama, jauh sebelum Zalensky menjadi presiden.

"Kebetulan perang meletus pada saat masa kepresidenan Zalensky. Nasib sial Zalenskyy" jelas IGN Agung.

Baca juga: Bambang Pacul Sindir Seorang Pemimpin yang Bikin Konten: Sekarang Dihack, Barang E Ilang Sak Iki

Sedangkan untuk saran dari Bambang Pacul untuk melihat track record dalam memilih pemimpin, ia benarkan.

"Bambang Pacul benar bahwa memilih pemimpin juga harus dilihat dari track record yang bersangkutan. Menjadi pemimpin di era digital ini, justru track record dapat dijadikan konten dalam media atau media sosial (medsos) sehingga dapat diketahui oleh khalayak," jelasnya.

Agung menambahkan dirinya menyarankan untuk para calon pemimpin seharusnya mengunakan mensos, karena saat ini telah masuk dunia digital.

"Saat ini pemimpin maupun seseorang yang ingin menjadi pemimpin malah harus menggunakan medsos. Malah aneh jika pemimpin tidak menggunakan medsos," ujar dia.

Baca juga: Elektabilitas Gibran di Jawa Tengah Tinggi, Bambang Pacul: Masih Panjang, Politik Dinamis

Karena menurunnya, dalam sistem demokrasi, seorang pemimpin publik harus dikenal oleh publik dan dari sana akan memunculkan trust.

Melalui media sosial maupun media mainstream lainnya, pemimpin harus menginformasikan siapa dirinya, latar belakang pribadinya, apa visinya, kegiatan atau program apa saja yang sudah dan akan dilakukan.

"Justru dengan adanya media dapat menghindari pemilihan seperti memilih "kucing dalam karung" (kiasan berhati-hati), Sulit bagi pemimpin atau calon pemimpin yang minim prestasi dan minim track record, lalu apa yang akan diinformasikan kepada khalayak?," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com