SAMARINDA, KOMPAS.com - Wakil Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, Hamdam mengaku tidak diberi ruang dalam mengurusi kebijakan oleh bupatinya, Abdul Gafur Mas'ud (AGM).
Dia bahkan sudah beberapa bulan tak bertemu langsung atau berkomunikasi empat mata dengan AGM.
Komunikasi terakhir hanya melalui pesan singkat WhatApps ketika AGM mengucap bela sungkawa ketika ibunya meninggal.
"Itu pun satu bulan lalu," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Jumat (14/1/2022).
Baca juga: Ragam Reaksi Warga PPU Seusai Bupatinya Ditangkap KPK
Hamdam tidak tahu persis alasan dibuat seperti "non job" oleh Bupati AGM.
Bahkan, kata dia, AGM ketika berada di luar kota pun, tidak mendelegasikan tugas kepadanya, tapi ke Sekda PPU atau asisten.
"Padahal saya ada di situ. Hadiri undangan saja bukan saya (yang wakili bupati), apalagi urusan begitu (proyek)," ucap dia.
Kendati demikian, Hamdam tidak mempersoalkannya. Dia menyadari hanya berperan sebagai wakil yang tugasnya membantu bupati.
"Kenapa komunikasi enggak bagus? Saya lihat mungkin style beliau (AGM) anak muda. Jadi saya harus di posisi wakil agak sulit," keluhnya.
Baca juga: Bupati PPU yang Ditangkap KPK Sempat Disebut Beli Pulau di Sulbar Rp 2 Miliar
Hamdam pun mengaku tak tahu alasan AGM tak komunikatif dengannya.
Selain itu, Hamdam juga mengungkapkan, AGM lebih sering berada di Balikpapan ketimbang PPU.
"Itu juga yang dikeluhkan masyarakat dia jarang ada di lokasi (PPU), tapi kami bisa maklumi kepala daerah banyak tugas keluar. Cuma agak disesalkan saat beliau enggak ada di tempat malah dialihkan ke sekda atau pun asisten. Padahal saya ada di lokasi," keluh Hamdam.