Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Klaim Ranjang Covid-19 (1)

Kompas.com - 13/12/2021, 14:36 WIB
Fitri Rachmawati,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

NTB, KOMPAS.com- Lelaki berinisial S itu meminta kepada sang anak agar badannya dilap dan popoknya diganti.

Ketika anaknya menyodorkan kaus hitam dan abu-abu untuk dipakaikan, dia memilih yang berwarna abu-abu.

Kaus abu-abu itu pemberian anaknya beberapa waktu lalu. “Yang hitam untuk besok,” ujar lelaki tersebut, Sabtu (4/7/2021).

Namun, Tuhan punya kehendak lain. S meninggal pagi-pagi dengan mengenakan kaus abu-abu.

“Bapak meninggal tanggal 5 Juli 2021, pukul 09.00 Wita,” kata anaknya, YR, yang tinggal di Karang Sukun, Kota Mataram, Selasa (21/9/2021).

Baca juga: Ratusan Orang Menerobos RSUD Kota Mataram untuk Jemput Paksa Jenazah Diduga Covid-19

S, dalam catatan Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat (NTB), adalah pasien Covid-19 nomor 1381 dan pasien ke-68 yang meninggal di Nusa Tenggara Barat.

Selesai menguburkan bapaknya, YR mengaku mulai plong. Lega.

Ia mengatakan sudah bisa menerima kenyataan bapaknya meninggal karena Covid-19, sehingga pemakamannya dilakukan dengan protokol ketat.

Demi memastikan bapaknya dikuburkan dengan sebaik-baiknya, ia mengeluarkan Rp 700.000 untuk petugas pemakaman.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Anak 6-11 Tahun di Bali Dimulai 15 Desember

Ongkos di kuburan lainnya adalah uang terima kasih untuk orang-orang di sekitar pemakaman yang telah bersedia ikut melepas bapaknya.

Karena dalam keyakinannya,untuk melepas jenazah di pemakaman, paling tidak harus ada 30 orang.

“Pemakaman bapak gagah. Pas di hatiku. Itu penghormatanku,” ujarnya.

Ketika mengurus surat kematian ayahnya, dia bercerita, sempat syok.

“Hasil swab siapa yang disulap untuk dijadikan hasil tes swab bapak saya, sehingga bapak jadi positif Covid-19,” ujarnya.

Pertanyaan ini terus mengganggunya hingga ramai diperbincangkan oleh warga.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 12 Desember 2021

Ketika itu, banyak warga di NTB yang curiga anggota keluarganya di-covid-kan.

Meski hingga kini Ombudsman wilayah NTB, yang bertugas menerima pengaduan warga soal pelayanan publik, belum menerima satu pun pengaduan tentang soal ini.

Namun, kasus ambil paksa jenazah Covid-19 dari RS karena kecurigaan, marak di seantero NTB.

Warga curiga, RS meng-covid-kan pasien demi mendapatkan klaim atas biaya penanganan Covid-19.

Mengacu data BPJS tahun 2021 hasil wawancara dengan pihak BPJS Mataram, anggaran pemerintah untuk penanganan wabah ini tak sedikit.

Tahun ini saja, negara telah mengeluarkan biaya klaim Rp 60,7 triliun lebih.

Di NTB sendiri jumlahnya mencapai Rp 660 miliar lebih hingga Juli 2021 ini.

Baca juga: Ini Penjelasan Balai Jalan NTB soal Perusakan Jalan ByPass Mandalika karena Banjir

Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) NTB, dr. Lalu Herman Mahapurtra membantah tudingan itu.

“Saya memastikan di NTB itu tidak ada pasien yang dicovidkan. (Kalau ada) saya sebagai ketua PERSI akan tegas dan ada sanksi atas tindakan itu. Kalau di daerah lain saya tidak tahu,” ujarnya, Senin (30/11/2021).

Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr. Lalu Hamzi Fikri menyampaikan hal serupa.

Kepada Kompas.com, pada Selasa (23/11/2021), ia mengulanginya lagi.

“Bukan tenaga kesehatannya yang menyatakan positif. Yang menyatakan pasien positif atau negatif adalah hasil laboraturium atau PCR,” ujarnya.

Menurut Fikri, harus ada pembuktian jika masyarakat merasa curiga.

Kompas.com menemui sejumlah keluarga pasien Covid-19, melacak riwayat sakit Covid-nya, termasuk perawatan di rumah sakit.

Kompas.com juga melakukan konfirmasi ke pusat kesehatan dan sejumlah pejabat.

Baca juga: Mengapa Vaksin Booster Covid-19 Dibutuhkan untuk Perlindungan? Peneliti Jelaskan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com