Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegembiraan Anak Desa Tana Rara: Kami Hanya Melangkah Beberapa Meter, Sudah Dapat Air...

Kompas.com - 10/11/2021, 14:14 WIB
Kontributor Sumba, Ignasius Sara,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

TANA RARA, KOMPAS.com - Suara seorang anak kelas enam sekolah dasar (SD) bernama Elisa tampak menggema di tengah hujan deras yang mengguyur Desa Tana Rara pada Selasa (9/11/2021) siang.

Desa tersebut terletak di Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Elisa yang mewakili anak-anak di wilayah tersebut mengungkapkan rasa syukur mereka pada saat upacara peresmian sarana air bersih, launching cash transfer program, dan distribusi paket belajar.

Hal tersebut merupakan bantuan dari Save the Children yang bermitra dengan Stimulant Institute Sumba.

Adapun, jaringan air bersih yang masuk dalam proyek Air Untuk Sumba itu dihibahkan kepada Pemda Sumba Barat yang selanjutnya akan dikelola oleh Komite Air Desa Tana Rara.

Saat ini, Save the Children telah membangun fasilitas air bersih berupa jaringan pipa, bak penampung, dan 25 keran air di Desa Tana Rara.

Sejumlah keran air itu tersebar di beberapa RT, dua sekolah dasar, dan sebuah puskesmas di sana.

"Kami hanya melangkah beberapa meter (dari rumah dan sekolah) sudah dapat air. Saya dan teman-teman punya banyak waktu untuk belajar dan bermain," kata Elisa yang disambut tepukan tangan sejumlah warga.

Baca juga: Tak Mau Dinasihati, Anggota DPRD Sumba Tengah Aniaya Pendeta

"Selain (sumber) air sudah dekat, saya dan teman-teman juga dapat bantuan alat belajar dari Save the Children. Terima kasih Save the Children sudah membantu kami," tambah Elisa.

Masyarakat yang hadir pada kesempatan tersebut juga tampak gembira dan bersemangat.

Betapa tidak, selama ini masyarakat di Desa Tana Rara harus menempuh perjalanan dengan jarak terjauh yaitu 2.4 kilometer untuk bisa mendapatkan air bersih di lokasi mata air Weeranu.

Warga yang terdiri dari anak-anak, orang dewasa, dan lansia itu, juga harus mengantre di sana.

Bahkan anak-anak sekolah harus mengorbankan waktu belajar dan bermain karena mereka ikut dalam antrean agar mendapatkan air bersih.

Sejauh ini, memang terdapat sumur galian di beberapa titik di desa itu.

Tetapi, sumur tersebut berlumpur pada musim penghujan dan airnya akan kering ketika musim kemarau.

Seorang warga Desa Tana Rara, Benyamin Bili Ngongo (46) mengatakan, air yang ditimba dan dibawa ke rumah warga hanya digunakan untuk minum.

Sementara, untuk mandi dan mencuci pakaian, mereka harus berjubel di mata air.

Pantauan Kompas.com, tidak terdapat kamar mandi di sekitar lokasi mata air Weeranu.

"Selama ini belum ada bantuan. Kami susah sekali (mendapatkan) air (bersih). Bahkan (pada musim) penghujan, kami konsumsi air hujan," kata Benyamin.

"Dan, anak kami yang tidak mampu memikul jeriken (air berkapasitas) 10 liter, terpaksa  karena kesusahan air, anak kami memikul itu beban yang 10 liter," ujar Benyamin.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com