Menurut dia, ada juga keluarga yang harus menyewa ojek untuk mengantar wadah air bersih dari lokasi mata air dengan biaya Rp 1.000 per liter.
Saat ini, Benyamin mengaku bahagia dengan adanya bantuan dari Save the Children tersebut.
Selain menunjang peningkatan ekonomi, kata Benyamin, hal itu juga akan berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat.
Warga lain bernama Dangu Kula mengatakan, ia akan membudidayakan tanaman holtikultura pada waktu mendatang.
"Ada keran (air) di depan rumah saya. Saya akan tanam lombok (cabai), sayur, dan jagung. Segala macam tanaman. Kalau puas (untuk makan), kami jual. Saya bangga sudah ada air di dekat rumah," ungkap Dangu.
Baca juga: Polisi Gerebek Judi Sabung Ayam, 2 PNS dan Seorang Nelayan di Sumba Timur Jadi Tersangka
Sementara itu, Kepala Urusan (Kaur) Umum Desa Tana Rara, Yeremias Nani Weri menyebutkan, waktu pengoperasian jaringan air bersih tersebut akan berlangsung pada siang hari. Sedangkan pada malam hari, aliran air akan ditutup.
Wakil Bupati Sumba Barat, Jhon Lado Bora Kabba mengungkapkan, pemerintah daerah mengapresiasi bantuan jaringan air bersih di Desa Tana Rara.
"Atas nama pemerintah Kabupaten Sumba Barat, kami sangat berterima kasih dan apresiasi atas perhatian daripada Save the Children dan Stimulant Institute yang telah melakukan tindakan kemanusiaan di daerah kami," tutur Jhon.
Ia mengimbau agar masyarakat di wilayah itu tetap menjaga dan merawat fasilitas air bersih tersebut.
Vice Chair Person & Chief of Program Operations Save the Children Indonesia, Erwin Simangunsong menjelaskan, pihaknya terlebih dahulu menilik prioritas masalah yang dihadapi warga sebelum menentukan lokasi untuk memberikan bantuan.
"Dan, di lain pihak juga kami melihat semangat masyarakat sangat luar biasa dalam hal berkontribusi ya," kata Erwin.