Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 3 Tahun Gemar Makan Tanah dan Pecahan Tembok, Ibu: Katanya Enak...

Kompas.com - 12/09/2021, 15:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - VF, bocah berusia tiga tahun asal Kota Tegal, Jawa Tengah gemar makan tanah dan tembok.

Menurut Umrotun Khasanah (40), ibu VF, anaknya gemar makan tanah dan pecahan tembok sejak bisa berjalan atau sekitar usia 2 tahun.

Warga Kelurahan Debong Lor, Kecamatan Tegal Barat tersebut bercerita jika ia tak pernah membelikan VF jajan karena tak mampu secara ekonomi.

Ia sendiri tahu anaknya makan tanah dan pecahan tembok sekitar setahun yang lalu saat VF sedang bermain sendiri.

Baca juga: Balita di Tegal Makan Tanah dan Pecahan Tembok, Diduga karena Orangtua Jarang Belikan Jajan

"Saat itu main sendiri di dalam rumah dan saya tinggal memasak. Saat saya lihat dia sedang makan tanah dari pecahan tembok," kata Umrotun saat ditemui di rumahnya, Sabtu (11/9/2021).

Ia mengaku sudah menegur agar anaknya tak melakukan hal tersebut. Namun saat lepas pengawasan, VF kembali makan tanah dan pecahan tembok hingg menjadi kebiasaan sampai sekarang.

"Katanya enak. Kalau main di luar, juga tanah yang dimakan. Dan kalau dilarang dia nangis. Akhirnya keterusan sampai sekarang," kata Umrotun.

Baca juga: Balita di Tegal Makan Tanah dan Pecahan Tembok, Diduga karena Orangtua Jarang Belikan Jajan

Diberi puyer saat sakit perut

Umrotun mengaku tak pernah membawa anaknya ke dokter baik untuk berobat atau pun berkonsultasi. Menurutnya jika sang anak sakit perut usai makan tanah, ia hanya memberinya puyer.

"Kalau anak saya ngeluh sakit perut paling saya beri obat puyer," kata Umrotun.

Ia sendiri tak tahu alasannya mengapa sang anak gemar makan tanah. Ia menduga sang anak makan tanah karena tak pernah jajan.

Alasan ia tak membelikan anak ketiganya itu jajan karena mereka tak memiliki cukup uang. Bahkan ia dan keluarganya hanya makan 2 kali sehari.

Baca juga: Vaksinasi Pelajar di Kota Tegal Capai 50 Persen, Jumlah Sekolah Gelar Tatap Muka Akan Ditambah

"Ya mungkin karena tidak pernah jajan. Makan saja sehari kami mampunya hanya dua kali," kata Umrotun.

Umrotun adalah ibu rumah tangga yang memiliki 3 anak. Sementara suaminya, Carmo bekerja sebagai tekhnisi barang-barang eletronik yang penghasilannya tak menentu.

"Penghasilan memang tidak menentu. Kalau ada orang yang datang mau servis baru dapat uang. Paling Rp 10.000 sampai Rp 25.000," katanya.

Umrotun dan Carmo hanya menikah siri sehingga mereka tak memiliki kartu keluarga. Anak-anak mereka pun tak memiliki akta kelahiran.

Baca juga: Polisi Tangkap 3 Orang yang Pekerjakan Anak Jadi Pemandu Karaoke di Tegal

Karena tak memiliki kelengkapan administrasi, Umrotun dan suaminya tak penah mendapat bantuan dari pemerintah.

"Memang belum pernah dapat bantuan sama sekali, mungkin karena tidak punya KK. Anak-anak juga belum punya akta kelahiran," jelasnya

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Tresno Setiadi | Editor : Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Regional
Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Regional
Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Regional
PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

Regional
Timnas Menang Atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi sambil Bunyikan Klakson

Timnas Menang Atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi sambil Bunyikan Klakson

Regional
Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
[POPULER REGIONAL] Gibran Tak Terima Satyalancana | Kisah Inspiratif Adi, Petani Hidroponik Asal Blora

[POPULER REGIONAL] Gibran Tak Terima Satyalancana | Kisah Inspiratif Adi, Petani Hidroponik Asal Blora

Regional
Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com