SURABAYA, KOMPAS.com - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya memanfaatkan sejumlah lahan bekas tanah kas desa (BTKS) untuk memperkuat ketahanan pangan di masa pandemi Covid-19.
Di Surabaya, ada 18 lahan BTKD yang dimanfaatkan untuk menanam tanaman pangan.
Kepala DKPP Kota Surabaya Yuniarto Herlambang memastikan, terus memanfaatkan lahan kosong seperti lahan BTKD untuk memperkuat ketahanan pangan di Kota Pahlawan.
Menurut dia, sebanyak 18 lahan BTKD yang tersebar di berbagai titik di seluruh Surabaya sudah ditanami berbagai tanaman.
Adapun 18 lahan itu adalah BTKD Jambangan, Kelurahan Sumber Rejo, Sambikerep, Lakarsantri, Kelurahan Jeruk RW 03, Persil 12 RW 13 Kelurahan Kebraon, Rusun Warugunung, Kecamatan Wonocolo, Tambak Wedi, Bangkingan, Kutisari Indah Utara, Kutisari Indah Utara VIII Dekat Pasar, Pakal Jalan Kauman, Taman Balas Klumprik, Wonocolo 2, Medokan Asri, Wonocolo 3, dan Medayu Kosaghra Rungkut.
"Sedangkan tanaman pangan yang sudah kami tanam di antaranya ubi kayu, talas, ubi jalar, pisang, padi, jagung manis, jagung bisi dan berbagai tanaman lainnya," kata Herlambang saat dikonfirmasi, Senin (30/8/2021).
Baca juga: Truk Tangki Elpiji Terbakar di Surabaya, Sopir dan Operator Terluka
Menurut Herlambang, pada saat akan membuka lahan BTKD itu, DKPP selalu melibatkan lurah, camat, LPMK, dan juga masyarakat.
Ketika melakukan penanaman. dinas melibatkan masyarakat, sehingga perlahan mereka banyak yang tertarik untuk mengelola lahan BTKD itu.
"Makanya, beberapa lahan BTKD milik pemkot yang mengelola adalah warga. Benih dan pupuknya dari kita, tapi yang mengelola adalah warga, kita hanya melakukan pendampingan dan pengecekan secara berkala," ujar dia.
"Tapi banyak juga lahan BTKD yang masih dikelola pemkot, dan hasil panennya kita bagikan gratis kepada warga sekitar," tutur dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian DKPP Kota Surabaya Rahmad Kodariawan juga memastikan, warga juga sangat senang dan antusias mengelola lahan BTKD.