Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Syahri, Ketua RT di Surabaya, Kejar Warga Terpapar Covid-19 yang Berkeliaran di Pasar

Kompas.com - 30/08/2021, 05:08 WIB
Ghinan Salman,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pengorbanan dan kerja keras semua elemen masyarakat di Kota Surabaya sangat membantu dalam penanganan Covid-19 di Surabaya, Jawa Timur.

Di tingkat terendah, perangkat rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) di Surabaya juga memiliki peran penting dalam memutus rantai penyebaran kasus di wilayah masing-masing.

Seperti yang dilakukan Ketua RT 02 RW 08, Kelurahan Genteng, Kecamatan Genteng, Syahri selama ini.

Baca juga: Blusukan ke Kampung Padat Penduduk di Surabaya, Khofifah Sisir Unregistered People

Kepada Kompas.com, Syahri menceritakan pengalaman yang tak pernah ia lupakan dalam penanganan Covid-19 di wilayahnya.

Saat pandemi Covid-19 menyebar dan meluas di Indonesia, tepatnya pada Maret 2020, ia memang berinisiatif melakukan pencegahan agar warga kampungnya tidak terpapar virus corona.

Berbekal pengetahuan seadanya, saat itu Syahri lebih banyak mencari tahu bahaya virus ini melalui media massa dan tayangan-tayangan televisi.

Dua bulan kemudian, kasus Covid-19 di Surabaya mulai meluas dan menjangkiti ribuan orang.

Pada Mei 2020, Syahri mendapatkan laporan dari Puskesmas Peneleh dan warga bahwa adalah salah satu warga kampungnya terpapar Covid-19.

Baca juga: Di Balik Perusakan Wisma Karanggayam, Ada Sengketa Berkepanjangan Persebaya dan Pemkot Surabaya

Warga positif Covid-19 berkeliaran di pasar

Ilustrasi Pasar TradisionalKOMPAS/LASTI KURNIA Ilustrasi Pasar Tradisional

Warga yang terpapar Covid-19 tersebut membuat warga lainnya ketakutan karena ia berkeliaran di pasar.

Dari situlah awal mula Syahri terjun langsung melakukan pencegahan, memberikan edukasi kepada warga, hingga membantu penanganan Covid-19 kepada warga yang membutuhkan.

Sebuah pengalaman berharga bagi Syahri yang terus ia kenang hingga sekarang.

"Jadi warga saya itu positif terpapar Covid-19 awal-awal pandemi, sekitar bulan Mei 2020. Jadi mungkin pemahaman warga masih kurang saat itu, sehingga mungkin anggapan mereka kalau sudah positif itu masih bebas ke mana-mana," kata Syahri kepada Kompas.com, belum lama ini.

Baca juga: Aksi Bronto Skylift, Alat Pemadam Canggih Setinggi 104 Meter, Bersihkan Patung Monumen Jalesveva Jayamahe Surabaya

Saat itu, Satgas Covid-19 di wilayah kampungnya melapor kepada Syahri. Kemudian, pihak puskesmas juga melaporkan hal yang sama bahwa warga di kampungnya yang terpapar Covid-19 berkeliaran di luar.

"Dari situ saya akhirnya cari orang ini. Ternyata ketemu di pasar itu (Pasar Genteng). Akhirnya saya minta, saya bujuk, saya edukasi, saya ajak pulang," ujar Syahri.

Menurut Syahri, warganya yang terpapar Covid-19 ini sehari-harinya memang berjualan di pasar.

Namun, Syahri tidak langsung menyalahkan warganya. Sebab, saat itu ia memang belum pernah memberikan edukasi kepada warga, apa yang harus dilakukan bila terpapar Covid-19.

"Nah, waktu itu memang, saya belum sempat memberikan edukasi kepada mereka. Tahu-tahu mereka sudah keluar ke mana-mana," ujar Syahri.

Baca juga: Kebakaran Rumah di Surabaya, Anak Berusia 12 Tahun Meninggal, Ayah dan Ibunya Terluka

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Regional
Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Regional
Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Regional
Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Regional
Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com