Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua IKS: Pelaku Pemukulan dan Penjarahan Bukan Anggota dari Blitar

Kompas.com - 15/03/2021, 19:16 WIB
Asip Agus Hasani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Ketua Perguruan Pencak Silat Ikatan Kera Sakti (IKS) Cabang Blitar Edi Purnomo mengatakan, pelaku pemukulan warga dan penjarahan warung angkringan di Blitar pada Sabtu (13/3/2021) malam dilakukan oleh anggota komunitas IKS dari luar wilayah Blitar.

Edi mengatakan, insiden pemukulan terhadap seorang warga dan penjarahan warung angkringan di Kecamatan Wlingi merupakan rentetan dari pertemuan komunitas-komunitas IKS dari sejumlah daerah yang berlangsung di sebuah kafe di Kecamatan Kesamben, Sabtu malam.

Pertemuan itu, ujar Edi, diselenggarakan oleh komunitas IKS di ranting Kecamatan Kesamben dan dihadiri oleh komunitas-komunitas IKS dari Tulungagung, Kediri, Trenggalek, dan Jombang.

"Kejadian perusakan (penjarahan) itu bukan anak Blitar itu. (Tapi) dari luar kota itu," ujar Edi, saat ditemui Kompas.com di Pendopo Kabupaten Blitar, Senin (15/3/2021).

Baca juga: Korban Cabut Laporan, Polisi Tetap Kejar Pesilat yang Terlibat Pemukulan dan Penjarahan

Namun, Edi mengaku, tidak tahu anggota komunitas IKS dari mana pelaku pemukulan dan penjarahan itu.

Kopdar pesilat IKS tanpa izin pengurus

Edi mengklaim pengurus IKS tidak dimintai izin penyelenggaraan kopdar pesilat yang tergabung dalam komunitas-komunitas IKS yang berlangsung di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar Sabtu malam akhir pekan lalu. 

Menurut Edi, acara kopdar tersebut diselenggarakan oleh pesilat anggota IKS Ranting Kesamben dan mendapatkan persetujuan dari seorang pelatih IKS dari ranting Kecamatan Wlingi.

"Tapi tidak ada permintaan izin ke kami pengurus Cabang IKS Blitar. Seandainya minta izin ke kami pasti kami tidak izinkan karena situasi pandemi ini," ujar Edi.

Lebih jauh, lanjut Edi, di lingkungan perguruan pencak silat IKS banyak berdiri komunitas-komunitas yang menggunakan bendera IKS, meskipun pengurus IKS tidak mengakui keberadaan komunitas-komunitas itu.

"(Komunitas) itu disebut ilegal, bukan. Memang anak-anak itu didikan kami. Cuma mereka mengadakan acara tanpa sepengetahuan kita (pengurus)," ujar dia.

Edi mengaku, pengurus IKS kesulitan mengontrol munculnya komunitas-komunitas IKS yang dibentuk oleh murid-murid IKS terutama mereka yang berusia muda.

Pengurus IKS Cabang Blitar, lanjut dia, pernah melarang murid-murid IKS di Blitar untuk membentuk komunitas atau bergabung dengan komunitas-komunitas yang sudah ada. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Regional
Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com