WAIBAKUL, KOMPAS.com - Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sumba Tengah hingga Selasa (10/3/2020) mencapai 12 orang.
"Laporan terakhir yang kami terima dari pihak dinkes pada bulan Maret ini ada 12 orang yang terserang DBD," kata Kabag Humas Sumba Tengah, J Yullens E Ballu kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa malam.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan NTT Erlina R Salmun menyebut Sumba Tengah merupakan satu-satunya daerah di NTT yang terbebas dari DBD.
Baca juga: Fakta KLB DBD di Sikka, 14 Pasien Meninggal, Bupati Tuding Sampah Penyebabnya
Yullens menjelaskan, di tahun 2020 pemerintah kabupaten itu telah mencanangkan gerakan anti plastik.
Gerakan anti plastik itu awalnya untuk menekan angka stunting yang menjadi masalah utama di Kabupaten Sumba Tengah.
Selain itu, gerakan anti plastik dicanangkan agar kabupaten itu bebas dari sampah-sampah plastik seperti botol-botol minuman.
"Selain untuk mengatasi masalah stunting, tentu ini juga untuk meminimalisir DBD. Sumber DBD kan dari nyamuk. Nyamuk itu bersarang di sampah-sampah plastik yang saat hujan pasti terisi air. Karena itu, pemerintah targetkan agar kabupaten ini dari sampah plastik," jelas Yullens.
Gerakan sampah plastik itu dimulai dari lingkungan pemerintah.
Ia mencontohkan, saat ada rapat atau kegiatan di kantor pemerintah, panitia dilarang menggunakan wadah minum yang berbahan plastik.
"Kita pakai galon saja setiap ada acara. Sedangkan untuk gelasnya, pakai gelas kaca. Jadi semuanya dimulai dari pemerintah sendiri. Apalagi ini kan programnya gubernur NTT," ujar Yullens.
Baca juga: Menkes: Kita Sudah Kerja Keras, 13 Pasien DBD di Sikka Meninggal karena Kehendak Tuhan
Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah juga melakukan tindakan pencegahan dini, yakni dengan membiasakan masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Seluruh lapisan masyarakat diimbau menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing.