Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Telur Berdioxin, Khofifah Sidak Peternakan Ayam Petelur, Ini Hasilnya

Kompas.com - 18/11/2019, 06:36 WIB
Achmad Faizal,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebuah hasil riset tentang bahaya sampah plastik dirilis aliansi kelompok lingkungan hidup Indonesia dan asing belum lama ini.

Bahkan, kontaminasi bahaya plastik dalam riset tersebut ada dalam sebuah telur dari ayam yang mencari makan di sekitar lokasi tumpukan plastik yang dibuat untuk bahan bakar produksi tahu di Desa Tropodo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

Menurut hasil riset yang dirilis, telur tersebut mengandung dioxin, polutan yang dikenal dapat menyebabkan penyakit kanker, parkinson, hingga cacat saat lahir.

Bahkan, kandungan dioxin di dalamnya merupakan tertinggi kedua di Asia setelah telur yang dikumpulkan dekat Bien Hoa, bekas pangkalan udara AS saat Perang Vietnam.

Baca juga: Ramai soal Pabrik Tahu yang Gunakan Sampah Plastik, Ternyata Sampahnya dari Limbah Impor

Sidak peternakan ayam di Malang

Merespons hasil riset, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menggelar inspeksi mendadak di peternakan ayam petelur milik Haji Kholik di Desa Kambingan, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (17/11/2019) siang.

Didampingi sejumlah pakar dari Universitas Brawijaya Malang, Bupati Malang Sanusi, dan pejabat Dinas Peternakan, Khofifah melihat dari dekat bagaimana 300.000 ekor ayam petelur itu diberi makan dan penanganan kandang, hingga pemilihan jenis telur untuk dijual ke pasaran.

Kunjungan itu juga untuk memastikan bahwa telur asal Jatim aman dikonsumsi, tidak mengandung dioxin. 

"Di peternakan ini quality control terjamin, bahkan sebelum dilempar ke pasaran, telur masih dipilah yang grade A, yang telur grade B dipisahkan," kata Khofifah.

Baca juga: Gubernur Khofifah: Telur Ayam Asal Jatim Aman Dikonsumsi

Produksi telur di Malang vs telur rumahan di Sidoarjo

Malang, kata dia, adalah satu dari tiga daerah penghasil telur ayam ras terbesar di Jawa Timur, selain Blitar, Tulungagung, Kediri, dan Pasuruan.

"Jawa Timur setahun memproduksi 8,2 miliar butir telur per tahun dan menyumbang 29 persen dari kebutuhan telur secara nasional," terang Khofifah.

Namun, dia memastikan bahwa sampel riset diambil dari telur ayam kampung, proses peternakannya tidak dilakukan secara profesional.

Baca juga: Media AS New York Times Soroti Pabrik Tahu di Indonesia yang Gunakan Plastik sebagai Bahan Bakar

"Sampel riset di Tropodo adalah telur dari ayam rumahan, bukan telur hasil peternakan ayam profesional," jelasnya.

Khofifah mengaku sudah mengirim tim dari Universitas Airlangga Surabaya untuk kembali meneliti telur ayam rumahan di sekitar pusat produksi tahu yang disebut mengandung dioxin.

"Untuk memastikan kembali, tim dari Unair sedang meneliti telur ayam rumahan dari Tropodo," tegasnya. 

Baca juga: Indonesia Pulangkan Sampah Plastik Australia yang Terkontaminasi B3

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com