Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Gerakan Rekonsiliasi Nasional Pasca-pemilu, Tolak Gerakan Inkonstitusional hingga Waspada "Post-truth"

Kompas.com - 23/05/2019, 14:01 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aksi mahasiswa di Yogyakarta mendesak elite politik untuk menggelar rekonsiliasi nasional pasca-pemilu. 

Para mahasiswa berpendapat, rekonsiliasi tersebut dianggap mampu mendinginkan situasi politik yang tengah memanas akhir-akhir ini. 

Sementara itu, sejumlah relawan Jokowi-Ma'ruf di Surabaya juga mengajak masyarakat untuk melakukan rekonsiliasi nasional. 

Hal itu akan segera terwujud jika rekonsiliasi terlebih dahulu dilakukan di daerah-daerah. 

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

1. Jaga persatuan

Kelompok Mahasiswa Cipayung Plus menyampaikan pernyataan sikap terkait pengumuman hasil Pemilu pada 22 Mei 2019 saat bertemu Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir di Gedung D Kemenristekdikti (20/5/2019).Dok. Kemenristekdikti Kelompok Mahasiswa Cipayung Plus menyampaikan pernyataan sikap terkait pengumuman hasil Pemilu pada 22 Mei 2019 saat bertemu Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir di Gedung D Kemenristekdikti (20/5/2019).

Kelompok Mahasiswa Cipayung Plus saat bertemu Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi ( Menristekdikti) Mohamad Nasir di Gedung D Kemenristekdikti (20/5/2019) menyampaikan 4 pernyataan sikap terkait Pemilu 2019.

Salah satunya mendukung persatuan dan kesatuan bangsa, serta menolak seluruh gerakan inkonstitusional pasca-pemilu. 

Salah satu penyataan sikap itu adalah: Kami mahasiswa Indonesia – yang tergabung dalam Kelompok Cipayung (HMI, PMII, GMKI, GMNI, PMKRI), IMM, Hikmahbudhi, KMHDI – mengimbau kepada seluruh elemen bangsa Indonesia agar selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Baca Juga: Terkait Pelaksanaan Pemilu 2019, Ini 4 Pernyataan Sikap Mahasiswa

2. Rekonsiliasi nasional elite politik

Para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Jogja (AMJ) saat menggelar aksi di simpang tiga UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Rabu (22/05/2019)KOMPAS.com / WIJAYA KUSUMA Para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Jogja (AMJ) saat menggelar aksi di simpang tiga UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Rabu (22/05/2019)
Aliansi Mahasiswa Jogja (AMJ), di Yogyakarta, menggelar aksi di simpang tiga UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu (22/5/2019).

Dalam aksinya, para mahasiswa menolak gerakan inkonstitusional dan mendesak para elite politik melakukan rekonsiliasi pasca-pemilu 2019.

"Kita mendorong para elite politik segera rekonsiliasi. Jangan justru memberikan propaganda negatif yang dapat memecah belah bangsa," ujar koordinator aksi, Afrizal Rudolf, di simpang tiga UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu.

Menurutnya, dalam situasi saat ini peran elite politik sangatlah penting untuk mendinginkan suasana.

Afrizal mengatakan, kerusuhan yang terjadi saat ini adalah bentuk-bentuk reaksioner. Aliansi Mahasiswa Jogja khawatir reaksi tersebut mengarah pada tindakan-tindakan yang inkonstitusional.

Baca Juga: Mahasiswa di Yogyakarta Desak Elit Politik Segera Rekonsiliasi

3. Tolak gerakan inkonstitusional

ilustrasi massaGetty Images/iStockphoto/champc ilustrasi massa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com