Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopral Bagyo Sediakan Buka Puasa Gratis dengan Syarat Hapal Pancasila

Kompas.com - 16/05/2019, 15:18 WIB
Labib Zamani,
Rachmawati

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Lunturnya jiwa nasionalisme generasi muda mendorong mantan anggota Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/4 Surakarta, Kopral Kepala Cpm (Purn) Partika Subagyo Lelono menggelar aksi unik di bulan suci Ramadan.

Aksinya itu dia lakukan di depan Kelenteng Tien Kok Sie, kawasan Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Selasa (14/5/2019). Dia menyediakan menu buka puasa bagi masyarakat secara gratis dalam konsep angkringan.

Baca juga: Beredar Pesan agar Warga Solo Waspada Aksi Gangster, Polisi Pastikan Hoaks

Menu buka puasa itu ditata rapi di sepeda motor roda tiga yang telah dimodifikasi sebagai tempat berjualan hidangan istimewa kampung (HIK). Ada nasi bungkus, klenyem, tempe mendoan, krupuk, tahu, sate usus, sate ayam dan sebagainya.

Untuk mendapatkan buka puasa gratis, masyarakat cukup mengucapkan sila-sila dalam Pancasila, khususnya sila ke-3 yang berbunyi 'Persatuan Indonesia'. Setelah mengucapkan Pancasila, masyarakat dipersilakan mengambil menu makanan tersebut sesuai pilihan.

Di dekat HIK, terdapat dua poster masing-masing bertuliskan 'Buka Puasa Gratis Cukup Menyebutkan Pancasila' dan 'Damai Negeriku Sejuk Sumriwing Hatiku....criitt'.

"Kita ingin menyediakan buka puasa secara gratis. Tapi ada syaratnya. Yang bisa makan di sini bisa mengucapkan sila-sila Pancasila. Tidak ada maksud lain," ucap Bagyo dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (16/5/2019).

Baca juga: 7 Juta Kendaraan Diprediksi Masuk Solo Selama Mudik Lebaran

Bagyo menyediakan sekitar 350 nasi bungkus, sementara tahu, tempe mendoan dan klenyem masing-masing 300 biji. Untuk sate usus dan sate telur puyuh sebanyak 200 sunduk dan 350 gelas es teh maupun teh hangat.

"Malah banyak yang bawa pulang," kata Bagyo tertawa.

Bagyo menjelaskan alasannya memberikan syarat bagi masyarakat yang ingin berbuka puasa dengan mengucapkan sila-sila Pancasila.

Menurut Bagyo, syarat yang diberikan tersebut bertujuan untuk mengingatkan kepada masyarakat atau generasi muda, untuk cinta tanah air dan negara serta agar masyarakat tidak terpecah belah.

Selain itu ia ingin mengembalikan jiwa nasionalisme masyarakat dan generasi muda yang sudah mulai luntur ini dengan mengucapkan kembali sila-sila dalam Pancilasa.

"Paling utama itu sila tiga, Persatuan Indonesia. Itu tujuan saya. Bersatulah Indonesia, masyarakat Indonesia harus bersatu biar suasana di negara kita ini damai dan tenteram," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com