Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/01/2019, 23:43 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rencana Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat untuk menutup Taman Nasional Komodo, mendapat respon dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Menurut Jusuf Kalla, penutupan Taman Nasional Komodo belum final dan masih harus dikaji ulang.

Sementara itu, Viktor mengatakan, alasan menutup Taman Nasional (TN) Komodo adalah untuk melakukan revitalisasi.

Jika revitalisasi diserahkan ke Pemerintah Provinsi NTT, Viktor menganggap Pemprov NTT akan lebih leluasa dan maksimal untuk mengelola dan menjaga satwa di dalam TN Komodo. 

Berkut ini sejumlah fakta di balik rencana penutupan Taman Nasional Komodo di NTT:

1. Alasan Gubernur NTT usulkan tutup TN Komodo

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menerima minuman tuak Raja khas Manggarai Raya di depan pintu Kantor Bupati Manggarai, Flores, Rabu (9/1/2019) dalam kunjungan perdananya di kabupaten tersebut. KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menerima minuman tuak Raja khas Manggarai Raya di depan pintu Kantor Bupati Manggarai, Flores, Rabu (9/1/2019) dalam kunjungan perdananya di kabupaten tersebut.

Gubernur Viktor Laiskodat menjelaskan, revitalisasi menjadi alasan utama dirinya menutup Taman Nasional Komodo.

"Pulau Komodo ini kita revitalisasi sehingga menjadi taman yang indah, kemudian rantai makan seperti kerbau dan rusa itu selalu tersedia dan banyak," katanya.

Dalam revitalisasi itu, Pemerintah Provinsi NTT akan memperbaiki ketersediaan makanan untuk komodo, menata taman bunga di wilayah taman.

"Namanya juga taman nasional, yang tentu di dalam taman itu ada binatang purbakala. Itu harus kita jaga habitatnya," kata Viktor.

Baca Juga: Ini Alasan Gubernur NTT Tutup Taman Nasional Komodo

2. Perkiraan biaya revitalisasi

Pemenang Pegipegi Yuk! Jelajah Indonesiamu saat berfotomemasuki TN Komodo, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Jumat (30/11/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Pemenang Pegipegi Yuk! Jelajah Indonesiamu saat berfotomemasuki TN Komodo, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Jumat (30/11/2018).
 

Untuk revitalisasi tersebut, Pemprov NTT menyiapkan dana sebesar Rp 100 miliar, yang akan digunakan untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh.

Menurut Viktor, dana itu akan disiapkan jika pengelolaan Taman Nasional Komodo diserahkan Pemerintah Pusat ke Pemerintah Provinsi NTT.

"Kalau dikelola oleh Pemerintah Pusat, tentu akan sedikit bermasalah karena rentang kendalinya jauh. Kalau diserahkan ke provinsi, maka tahun 2019 kita langsung anggarkan Rp 100 miliar," ujar Viktor.

Dia mengaku, jika diserahkan pengelolaan ke provinsi, pihaknya akan langsung menutupnya. Kemudian setelah ditutup, tidak akan sembarangan dikunjungi wisatawan.

Baca Juga: Benahi Taman Nasional Komodo, Gubernur NTT Siapkan Dana Rp 100 Miliar

3. NTT berkoordinasi dengan pemerintah pusat

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, saat menjadi pembicara dalam diskusi tentang ekonomi di Graha Pena Timor Express, Rabu (16/1/2019) pagiKOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, saat menjadi pembicara dalam diskusi tentang ekonomi di Graha Pena Timor Express, Rabu (16/1/2019) pagi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com