Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandung Gagal Raih Adipura karena TPA Sarimukti, Ini Kata Ridwan Kamil

Kompas.com - 17/01/2019, 18:00 WIB
Dendi Ramdhani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kota Bandung gagal meraih piala Adipura tahun ini dengan dalih buruknya pengelolaan sampah regional di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.

Menanggapi hal itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai masalah tersebut semestinya tak jadi persoalan. Sebab, saat ia jadi Wali Kota Bandung penghargaan Adipura didapat Kota Bandung tiga kali berturut-turut dengan kondisi yang tak jauh berbeda.

"Apa masalahnya dengan TPA Sarimukti, dulu juga tiga tahun saya menang Adipura sama juga TPA-nya di Sarimukti. Terus sekarang masalahnya apa?" kata Emil, sapaan akrabnya, saat ditemui di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kamis (17/1/2019).

Emil mengaku belum mengetahui kendala apa yang menyebabkan Kota Bandung gagal meraih Adipura. Namun, ia mendapat laporan jika masalah tersebut terletak pada penilaian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang mengharuskan tiap daerah punya TPA mandiri.

Baca juga: Gara-gara Pengelolaan TPA Sarimukti Buruk, Kota Bandung Gagal Dapat Adipura

"Saya mau klarifikasi, saya cuma dapat laporan bahwa kota kabupaten harus punya TPA sendiri. Nah kalau begitu saya ingatkan kementrian di Jabar konsep penanganan sampah itu Regional. Jadi kalau poinnya kalah gara-gara gak punya TPA, yang saya dengar begitu, menurut saya gak fair," tutur Emil.

Hal tersebut, sambung Emil, pernah ia debatkan sewaktu menjabat sebagai Wali Kota Bandung.

"Dan sudah saya debatkan waktu zaman Wali Kota takdirnya adalah dikelolanya regional. Selama itu ada, masalah itu nebeng, atau sewa gak usah dipermasalahkan," tuturnya.

"Jadi tolong ditulis saya mengimbau Kementrian LHK harus kontekstual bahwa Jabar itu sudah disepakati mengelola sampahnya regional karena akan lebih terkoordinir lebih tertib," jelasnya.

Baca juga: Ridwan Kamil Sebut Kota Bandung Harus Seperti Hollywood

Penjelasan DLHK Bandung

Diberitakan sebelumnya, setelah tiga tahun berturut-turut mendapatkan piala Adipura, di tahun 2018 Pemerintah Kota Bandung justru gagal mempertahankan gelar tersebut.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Bandung Salman Fauzi mengatakan, penyebab utama gagalnya Kota Bandung mendapat piala Adipura lantaran pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti mendapat penilaian buruk oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Seperti diketahui, pengelolaan TPA Sarimukti selama ini dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, lewat Badan Pengelola Sampah Regional (BPSR) Jawa Barat. Kota Bandung menjadi salah satu daerah yang membuang sampah ke TPS Sarimukti.

“Untuk penghargaan Adipura tahun 2018 Kota Bandung tidak mendapatkan itu. Informasi yang kami dapat dari Kementrian LHK, terkait dengan nilai dan dokumen-dokumen yang terkait dengan TPA Sarimukti, yang pengelolaannya oleh Pemprov Jabar. Nilainya dipandang kurang bagus atau rendah, itu yang jadi persoalannya,” kata Salman, saat dihubungi melalui ponselnya, Selasa (15/1/2019).

Baca juga: Masalah Gunung Sampah TPA Cipayung, Pemkot Depok Tunggu Keputusan Ridwan Kamil

Salman mengklaim, dari 17 poin yang menjadi penilaian penghargaan Adipura, 16 di antaranya sudah dilakukan dengan baik oleh Pemkot Bandung.

“TPA itu menjadi satu dari 17 komponen. Karena TPA-nya kurang bagus, ternyata kemudian 16 komponennya jadi diabaikan. Sepanjang yang kami tahu, yang 16 poin itu nilainya bagus seperti kebersihan jalan, kemudian titik sekolah yang jadi titik pantau, kemudian perkantoran, pertokoan, dan beberapa lagi lainnya. Itu dipandang bagus atau cukup baik,” ujar Salman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com