Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Silvia, Remaja yang Berbobot 179 Kg Ingin Kembali ke Sekolah... (3)

Kompas.com - 17/10/2018, 12:16 WIB
Hamzah Arfah,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.comObesitas yang dialami Silvia Dwi Susanti (15), warga Desa Cangkring, Kecamatan Bluluk, Lamongan, Jawa Timur, membuatnya meninggalkan bangku sekolah lantaran malu. Beratnya mencapai 179,3 kilogram.

Dia bahkan tak lagi datang ke sekolah sejak kelas empat Sekolah Dasar (SD) lantaran merasa malu dengan kondisi yang dialami. Namun setelah lama berselang, Silvia kembali mengungkapkan keinginan dirinya untuk bisa kembali menuntut ilmu.

“Kami kemarin sudah melihat kondisi Silvia dan memang benar dia sempat mengatakan kepengen kembali bersekolah,” ujar Camat Bluluk, Syam Teguh Wahono, Rabu (17/10/2018).

Baca juga: Silvia Terpaksa Putus Sekolah karena Malu Punya Berat Badan 179,3 Kg (1)

Bahkan Syam mengatakan, pihaknya dalam hal ini pemerintahan daerah sudah bersiap memfasilitasi bila memang Silvia berkeinginan melanjutkan sekolah. Mereka sudah menjalin komunikasi awal dengan instansi serta dinas terkait.

“Saya sendiri sudah bicara dengan UPT Dinas Pendidikan terkait kelanjutan pendidikan Silvia yang tingkat SD saja tidak sampai lulus. Kalau sudah ada niatan seperti itu kan enak, tinggal bagaimana prosesnya, ini yang masih kami bahas,” tuturnya.

“Pak Bupati sendiri bahkan sudah sempat menghubungi saya supaya membantu Silvia agar bisa kembali bersekolah untuk mendapatkan ilmu dan ijazah sebagaimana anak-anak lainnya,” lanjut dia.

Baca juga: Bobot Bocah Arya Permana Turun hingga 91 Kg, Ini Rahasianya

Meski demikian, selain pendidikan yang menjadi fokus bantuan, pihak kecamatan dan pemerintahan terkait juga tengah fokus dalam menjaga serta mengontrol berat badan Silvia, dengan cara pemeriksaan lebih lanjut.

“Karena tidak menutup kemungkinan, masih ada hal-hal yang tidak kami ketahui. Sebab kemarin itu kan masih baru pemeriksaan awal, sehingga kami dengan Dinas Kesehatan mengupayakan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit yang memiliki kompetensi untuk itu,” tutur dia.

Bersambung ke halaman dua

 

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com