PALEMBANG, KOMPAS.com - Badan Penanggungalangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mencatat, mulai Januari hingga Agustus 2018 sudah 7.700 hektar lahan hangus terbakar.
Hangusnya ribuan lahan itu terjadi di beberapa wilayah rawan kebakaran lahan, seperti di Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin (Muba), Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir (OKI) dan Muara Enim.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumatera Selatan Ansori menjelaskan, dari beberapa wilayah tersebut, Kabupaten OKI yang paling banyak lahan terbakar sepanjang 2018.
“Sejauh ini tercatat dari data yang dikeluarkan Dinas Kehutanan Sumsel sudah 7.700 hektare lahan terbakar. Jumlah ini diprediksi bertambah karena ada beberapa dilokasi lain yang masih belum padam,” kata Ansyori.
Baca juga: Kebakaran Lahan di Sisi Tol Palindra Terus Berlanjut hingga Malam Hari
Meskipun sejak tiga hari kemarin Palembang telah turun hujan, namun proses pemadaman di Kabupaten OKI, Banyuasin dan Muara Enim masih berlangsung dikarenakan curah hujan yang belum merata.
Sehingga,proses pemadaman menggunakan water bombing masih terus dilakukan.
“Tiga wilayah tersebut masih sulit dipadamkan, karena lokasi yang sulit dijangkau, sekarang masih dalam proses pemadaman. Kami juga berharap hujan turun secara terus menerus dan merata, sehingga api kebakaran bisa padam,” ujarnya.
Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain Adinegara menjelaskan, dalam catatan mereka, areal yang terbakar di Kabupaten Banyuasin mencapai 125 hektar. Sedangkan daerah Pedamaran Kabupaten OKI mencapai 100 hektar.
Dari kasus kebakaran hutan di Sumsel, Zulkarnain mengaku telah menetapkan 7 orang tersangka. Dimana dua diantaranya merupakan korporasi atau perusahaan.
“Keterangan para tersangka ini, mereka membakar hutan dan lahan tujuannya untuk membuka lahan. Sehingga pada saat musim hujan sudah dapat langsung ditanam. Saya pastikan proses hukum akan terus berjalan. Dan lahan yang terbakar ini diberikan garis polisi,” kata Zulkarnain.