Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Kebakaran Lahan di Pontianak, BNPB Kerahkan 10 Helikopter "Water Bombing"

Kompas.com - 24/08/2018, 10:00 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan 10 unit helikopter untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).

Lahan gambut yang terbakar menyebabkan kendala dalam pemadaman. Selain itu cuaca kering juga menyebabkan ketersediaan air mulai terbatas serta daerah yang terbakar cukup luas menghambat upaya pemadaman.

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan saat ini tim satgas terpadu terus berjibaku untuk padamkan api kebakaran hutan dan lahan.

Satgas darat dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Dinas Pemadam Kebarakan, Satpol PP dibantu pemadam kebakaran swasta dan relawan terus memadamkan di darat.

Baca juga: Water Bombing Tak Efektif Atasi Kebakaran Lahan di Pontianak

"Satgas udara melakukan pemadaman dari udara. BNPB mengerahkan 10 helikopter yang digunakan untuk patroli dan water bombing," ujar Sutopo, Kamis (23/8/2018) malam.

Selain itu, ungkap Sutopo, BNPB dan BPPT juga terus bekerja sama melakukan hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca menggunakan pesawat Casa 212-200 TNI AU.

"Sudah 5 ton bahan semai Natrium Clorida (NaCl) ditaburkan ke dalam awan-awan potensial di angkasa dan dalam beberapa hari sudah mulai turun hujan, meski tidak merata. Namun mengurangi jumlah kebakaran yang ada," ungkapnya.

 Banyaknya titik panas kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat ini, sebut Sutopo juga terkait dengan kebiasaan masyarakat membakar lahan sebelum membuka lahan.

Baca juga: Polisi Kembali Tangkap Pelaku Pembakar Lahan di Pontianak

Meskipun pemerintah daerah telah melarang, namun ternyata kebiasaan ini masih dipraktekkan di banyak tempat.

"Tantangan ke depan bagaimana memberikan solusi kepada masyarakat agar dapat menerapkan pertanian tanpa bakar atau insentif tertentu," katanya.

 Aparat kepolisian hingga saat ini juga terus meningkatkan patroli dan penegakan hukum terkait dengan kesengajaan membakar hutan dan lahan ini.

Sosialisasi juga terus ditingkatkan kepada semua pihak agar tidak membakr dan melakukan pencegahan.

Dampak kebakaran hutan dan lahan di Kota Pontianak telah menyebabkan kualitas udara berdasarkan konsentrasi partikulat (PM10) terukur 166 mikro gram per meter kubik atau kategori tidak sehat pada Kamis pagi.

Baca juga: Jelang Siang, Kualitas Udara Pontianak Masuk Level Tidak Sehat 

BMKG, sambung Sutopo juga telah mengeluarkan peringatan dini bahwa cuaca makin kering dan berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan.

"Hujan akan makin berkurang. Puncak kemarau terjadi selama Agustus hingga September. Untuk itu di imbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan," pungkas Sutopo.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com