Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Calon Gubernur Jateng Digoyang Isu SARA, "Kalau Dipancing Jangan Diladeni"

Kompas.com - 10/04/2018, 15:19 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kontestasi politik di Pilkada Jawa Tengah diselipi isu-isu terkait suku, agama, ras dan antargolongan.

Sejak awal, kedua calon gubernur, Ganjar Pranowo dan Sudirman Said, telah menegaskan komitmennya untuk tidak menggunakan isu SARA sebagai komoditas politik meski mereka juga mengalaminya.

Sudirman Said mengaku, sejak awal sudah diserang isu SARA ketika memutuskan maju di Pilkada Jateng. Isu yang mengandung SARA, misalnya, menyebut mantan menteri ESDM itu sebagai antek Yahudi dan berasal dari kaum kanan atau garis keras hingga pura-pura beragama Islam.

"Saya itu korban SARA, saya dikabarkan antek Yahudi, garis kanan, pura-pura Kristen tapi Islam. Jateng itu beda, lebih adem," kata Sudirman di sela acara forum pengusaha di Semarang, Selasa (10/4/2018).

(Baca juga: AHY Dapat Voucer Makan Gratis Markobar Sepanjang Masa dari Gibran)

Sudirman menegaskan, isu SARA tidak akan berkembang di Jawa Tengah. Hal itu karena karakter warga yang berbeda jika dibanding dengan Jakarta.

"Insya Allah tidak kejadian, kalau dipancing jangan diladeni," ujarnya.

Ganjar Pranowo mengamini pernyataan Sudirman. Menurut dia, tuduhan Sudirman sebagai antek Yahudi dilakukan dengan akun palsu bergambar dirinya. Dia merasa itu sebagai upaya adu domba.

Bahkan yang terbaru, lanjut Ganjar, dia berencana dilaporkan ke polisi terkait pembacaan puisi berjudul 'Aku Harus Bagaimana' karya A Mustofa Bisri atau Gus Mus dalam sebuah acara di Kompas TV.

"Hari ini saya (rencana) dilaporkan ke Bareskrim Polri. Jangan sampai kita diacak-acak. Ketika ada menuliskan, misal Ganjar dianggap "dungu" bahwa mereka itu tidak melakukan tabayun. Padahal itu puisi 1987," ujarnya.

(Baca juga: Ganjar: Itu Puisi 1987, Gus Mus yang Baca, Kenapa Ribut Sekarang?)

Pria berambut putih pun bergerak cepat dengan mencegah agar informasi soal pembacaan puisi dapat diterima secara nalar sehat. Dia pun langsung melakukan klarifikasi atas pembacaan puisinya.

"Presenter TV bahkan ikut kepancing dan dia sudah minta maaf. Saya enggak apa-apa, tapi itu cara kami menjaga," tambahnya.

Sebelumnya, KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus meyakini gelaran Pilkada di Jawa Tengah akan berlangsung aman. Kekhawatiran panasnya situasi saat Pilkada DKI Jakarta akan merembet ke Jateng tidak perlu dikhawatirkan.

Gus Mus menyebutkan, keamanan Jawa Tengah terletak di karakter masyarakat itu sendiri.

"Jateng itu tidak perlu dikhawatirkan karena punya karakter sendiri. Jadi tidak usah khawatir,” ujarnya.

(Baca juga: Survei "Kompas": Pilkada Jateng, Ganjar-Yasin di Atas Angin)

Gus Mus meyakini karakter dari masyarakat Jateng yang guyub, toleran itulah yang membuat suasana berbeda dengan DKI Jakarta. Oleh karena itu, kekhawatiran tidak perlu dilebih-lebihkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com