Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertahan Berjam-jam di Stasiun Akibat Longsor, Penumpang KA Jengkel

Kompas.com - 18/02/2018, 15:27 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Ratusan penumpang kereta rute Solo menuju Semarang tertahan di Stasiun Gundih, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Minggu (18/2/2018).

Hal itu terjadi karena kereta berhenti akibat longsornya lapisan tanah di Km 61 + 7/8, wilayah Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Grobogan.

Penumpang yang tertahan tersebut akhirnya memilih keluar gerbong dan beralih ke moda transportasi lain.

Tanah longsor sepanjang 30 meter itu berada di antara stasiun Gundih dan stasiun Karangsono, Grobogan. Titik lokasi longsor itu merupakan jalur kereta yang menghubungkan Solo-Semarang.

Solikhin (38), penumpang KA kelas ekonomi asal Sragen yang hendak ke Semarang mengaku jengkel lantaran tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari pihak PT KAI

"Saya berhenti di stasiun Gundih sudah dua jam lebih. Kereta juga berjalan sangat pelan sekali. Waduh saya jadi terlambat karena ada janji bisnis dengan seseorang. Kenapa tidak bilang dari awal sih," kata bapak satu anak ini.

Solikhin dan beberapa penumpang lain yang kecewa kemudian memutuskan untuk hengkang memilih transportasi lain menuju Semarang. Mereka berjalan sekitar 300 meter keluar dari stasiun Gundih untuk kemudian menumpang bus.

"Acara keluarga batal semua. Kenapa tak ada info sih. Seharusnya saat siang saya sudah sampai Semarang, eh ini masih di Grobogan? Terpaksa acara ditunda minggu depan. Karena besok saya harus kerja juga di Solo," tutur penumpang lainnya, Deny Irwansyah, warga Semarang.

Memilih Menunggu

Sementara itu para penumpang lain tak mempersoalkan molornya perjalanan daratnya itu. Mereka menyadari, rekayasa rute KA itu demi keselamatan para penumpang. "

Saya nyaman-nyaman saja, toh ber AC, aman dan bersih di dalam gerbong. Longsor kan terjadi bukan unsur kesengajaan tetapi faktor alam," ungkap Rudi, warga Semarang.

Manager Humas PT KAI Daop 4 Semarang, Suprapto, menyampaikan, sejak longsor yang terjadi pada kemarin Sabtu (17/2/2018) pagi, hingga saat ini jalur tersebut belum bisa dilintasi oleh KA. PT KAI Daop 4 Semarang menutup akses KA di jalur itu dan mengalihkan ke rute lain.

Sejauh ini perbaikan terus digenjot oleh petugas PT KAI Daop 4 Semarang. Dioperasikan dua unit alat berat jenis ekskavator serta diterjunkan 30 petugas yang bekerja 8 jam sehari bergantian.

Material seperti batu, pasir dan tanah dipersiapkan untuk memperkuat kembali konstruksi lapisan landasan rel kereta api itu.

"Perbaikan diperkirakan selesai 48 jam sejak mulai diperbaiki. Doakan saja cepat selesai," kata Suprapto.

Untuk mengantisipasi kejadian ini, pihak PT KAI Daop 4 Semarang menerapkan rekayasa rute KA yakni pola operasi alternatif memutar. Jadi, rute yang sebelumnya dari Semarang - Brumbung - Kedungjati - Gundih - Solo balapan (begitupun sebaliknya), berubah sementara rutenya menjadi Semarang - Brumbung - Gambringan - Gundih - Solo balapan (begitupun sebaliknya).

Adapun perjalanan KA pada hari ini yang terdampak pola operasi jalan memutar di antaranya yaitu KA Majapahit relasi Malang - Pasarsenen, KA Brantas relasi Pasarsenen - Blitar, KA Matarmaja relasi Malang - Pasar Senen, KA Matarmaja relasi Pasar Senen - Malang, KA Kalijaga relasi Solo Balapan - Semarang Poncol, dan KA Kalijaga relasi Semarang Poncol - Solo Balapan.

Karena penerapan pola operasi memutar ini, perjalanan kereta yang melintas di wilayah tersebut mengalami keterlambatan rata-rata di antara 1 jam hingga 2 jam. Atas ketersendatan tersebut,  pihak PT KAI Daop 4 Semarang mohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidak nyamanan dan keterlambatan ini.

"Kemarin sembilan KA berganti rute, hari ini enam KA. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Semoga para penumpang memaklumi, karena ini disebabkan faktor alam," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com