Aiptu Munir sekali lagi menelepaskan tembakan ke kaki sebelah kanan pelaku. Namun lagi-lagi meski telah terkena tembakan, pelaku tetap melawan dan mendorongnya hingga terjatuh.
"Begitu saya jatuh, pelaku mengayunkan pedang mengarah kebagian badan. Saya langsung menendang kaki pelaku hingga terjatuh," tuturnya.
Begitu pelaku jatuh, Aiptu Munir dan kedua rekannya bersama warga langsung meringkus pelaku. Melihat warga mulai bergerak hendak memukul pelaku penyerangan, Aiptu Munir bersama kedua rekannya langsung bergerak mengamankan pelaku.
"Kami amankan ke dalam mobil ambulans dan langsung dibawa ke RS UGM," tuturnya.
"Saya berani karena bertindak sesuai SOP dan harus menolong masyarakat," ungkap Munir.
Menurut dia, tidak ada rasa grogi ataupun takut yang menyelimutinya saat beraksi di lokasi kejadian. Sebab sebelumnya dirinya lama bertugas di bagian Reskrim dan memiliki pengalaman menangani kejahatan.
"Sebagai anggota polisi, saya harus melindungi dan mengutamakan keselamatan masyarakat," ucapnya.
(Baca juga: Pelaku Penyerangan Gereja Santa Lidwina Dikenal Punya Suara Merdu)
Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dofiri mengapresiasi keberanian Munir dalam menangani kejadian di Gereja Santa Lidwina.
"Saya mengapresiasi Aiptu Al Munir bersama kedua orang temanya atas keberaniannya. Mendapat laporan langsung dengan cepat sampai dilokasi dan melakukan tindakan yang tepat dan terukur," ungkap Dofiri.
Tidak bisa dibayangkan, imbuhnya, jika pelaku tertembak di bagian vital yang mematikan, walaupun menurutnya hal itu tidak menyalahi prosedur. Sebab, pelaku mengayunkan pedang dan membahayakan keselamatan Aiptu Munir.
"Dengan pelaku masih hidup, maka (kasus) bisa kami kembangkan lagi," ucapnya.