BANDUNG, KOMPAS.com - Lembaga survei Indocon merilis hasil survei jelang Pilkada Jawa Barat 2018 yang dilakukan pada periode akhir Oktober 2017.
Hasil survei menunjukkan bahwa Pilkada Jawa Barat masih didominasi oleh tiga nama, yakni Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dengan tingkat elektabilitas 34,6 persen, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dengan tingkat elektabilitas 15,3 persen, dan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dengan tingkat elektabilitas 11,9 persen.
Kendati memperoleh angka tertinggi, elektabilitas Ridwan Kamil masih terbilang riskan. Pasalnya, jumlah pemilih yang belum mantap dengan pilihan dan menyatakan masih mungkin berubah pilihan terbilang besar, dengan jumlah 47 persen
"Ini menandakan ciri dukungan yang volatile, nilai elektabilitasnya mudah tergerus jika figur-figur lain serius melakukan kampanye," kata Direktur Eksekutif Indocon Fajar Nursahid, Minggu (12/11/2017).
(Baca juga: SMRC: Ridwan Kamil Unggul dalam Semua Simulasi Survei Pilkada Jabar)
Berdasarkan survei tersebut, perolehan suara setiap calon masih bisa berubah naik atau turun, karena belum memiliki pemilih yang mantap (strong voters). Baik Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, atau Deddy Mizwar hingga saat ini disebut belum memiliki pemilih setia.
"Seharusnya jumlah strong voters yang cukup aman di angka 40 persen ke atas," tutur Fajar.
menurut dia, perolehan strong voters Kang Emil masih jauh untuk memuluskan kemenangannya pada Pilkada Jawa Barat 2018.
"Dari hasil Pilgub Jabar 2008 dan 2013, kandidat yang elektabilitasnya tertinggi ternyata kalah," ucap Fajar.
(Baca juga: Survei SMRC: "Top of Mind" Pilkada Jabar, Ridwan Kamil Unggul )
Di tempat yang sama, pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Padjajaran Bandung, Firman Manan menambahkan, sosok pasangan menjadi salah satu faktor penting untuk setiap kandidat.
Menurut dia, setiap calon gubernur memerlukan sosok wakil gubernur yang mampu melengkapi kekurangannya jika ingin meraih kemenangan.
Firman mencontohkan, calon gubernur yang identik dengan identitas nasionalis sebisa mungkin harus menggandeng calon wakil gubernur yang kental dengan latar belakang agama.
"Harus memilih calon wakil gubernur yang tepat. Jika citranya nasionalis harus memperkuat basis religi," ucap Firman.
Firman menambahkan, pemilih di Jawa Barat didominasi oleh pemilih tradisional yang mengedepankan aspek agama dalam memilih pemimpin.
"Ini terlihat dari pilgub sebelumnya, Aher yang kental religiusitasnya bisa menang dua kali. Juga dilihat dari fenomena aksi 212, massanya paling banyak dari Jawa Barat," ujar Fajar.
(Baca juga: Hasil Survei Tetap Tinggi, Ridwan Kamil Sebut Bukan Jaminan)
Indocon melakukan survei yang mewakili pendapat masyarakat Jawa Barat berusia 17 tahun atau sudah menikah (eligible voters).
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap 971 responden sampel dari 1.000 responden yang direncanakan. Sampel ditentukan secara proporsional terhadap populasi penduduk yang tersebar di 27 kabupaten kota di seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat.
Metode survei yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error diperkirakan sekitar 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pengumpulan data berlangsung pada tanggal 10 sampai dengan 22 Oktober 2017.