Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Elektabilitas Dedi Mulyadi Salip Deddy Mizwar di Pilkada Jabar

Kompas.com - 03/11/2017, 17:58 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Lembaga survei Indo Barometer merilis hasil survei peta dan profil calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat 2018 versi publik di Hotel Aston Braga, Jalan Braga, Kota Bandung, Jumat (3/11/2017). 

Dalam rilis tersebut, dari 16 simulasi yang dilakukan Indo Barometer, nama Ridwan Kamil masih unggul dibanding dua nama lainnya yakni Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi

"Hari ini yang kita lihat Ridwan Kamil paling potensial," kata Peneliti Indobarometer Hadi Suprapto Rusli dalam konferensi pers, Jumat sore. 

Meski demikian, fenomena menarik justru terjadi pada persaingan dua calon lainnya yakni Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar.

(Baca juga : Golkar Yakin Dedi Mulyadi Tak Maju Pilgub Jabar melalui Partai Lain)

 

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat sesi foto di kantor redaksi Kompas.com, Palmerah, Jakarta, Selasa (24/10/2017). Dedi Mulyadi digadang-gadang menjadi salah satu kandidat calon gubernur dalam pemilihan kepala daerah Jawa Barat 2018. KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat sesi foto di kantor redaksi Kompas.com, Palmerah, Jakarta, Selasa (24/10/2017). Dedi Mulyadi digadang-gadang menjadi salah satu kandidat calon gubernur dalam pemilihan kepala daerah Jawa Barat 2018.
Indo Barometer mencatat, elektabilitas Ridwan Kamil berada di angka 46 persen. Kemudian Dedi Mulyadi dengan elektabilitas 19-20 persen menyalip elektabilitas Deddy Mizwar yang justru turun ke angka 16 hingga 17  persen.

"Dedi Mulyadi dari survei sebelumnya ada kenaikan walaupun tidak signifikan. Kecenderungan Deddy Mizwar menurun karena gerakannya stagnan. Selain itu karena masyarakat menilai kinerja Deddy Mizwar belum memuaskan," ungkapnya. 

Salah satu faktor yang membuat elektabilitas Dedi Mulyadi naik, sambung Hadi, salah satunya adalah kunjungan-kunjungan yang kerap dilakukan ketua DPD Partai Golkar tersebut ke daerah-daerah di seluruh Jawa Barat.

"Yang kita lihat apa alasan masyarakat suka dengan Dedi Mulyadi karena merakyat. Artinya calon ini rajin blusukan ke masyarakat. Saya kira Dedi Mulyadi memang rajin blusukan," tuturnya. 

(Baca juga : Pengamat: Pesaing Terberat Ridwan Kamil Cuma Deddy Mizwar)

Bakal Calon Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menyampaikan tak percaya informasi pembatalan dukungan DPD Partai Gerindra, usai mengujungi Pondok Pesantren Alfattah, Kelurahan Perbutulan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Selasa (12/9/2017). Dia masih memegang komitmen ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. KOMPAS.com/ Muhamad Syahri Romdhon Bakal Calon Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menyampaikan tak percaya informasi pembatalan dukungan DPD Partai Gerindra, usai mengujungi Pondok Pesantren Alfattah, Kelurahan Perbutulan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Selasa (12/9/2017). Dia masih memegang komitmen ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Meski demikian, baik Dedi Mulyadi maupun Deddy Mizwar perlu bekerja keras jika ingin berupaya menumbangkan Ridwan Kamil sebagai pemilik elektabilitas tertinggi dalam Pilkada Jawa Barat 2018.

"Ridwan Kamil kenaikannya cukup besar. Selisih sekarang dengan calon lain hampir 20 persen. Angka Ridwan Kamil sudah di atas 40 persen sementara Dedi Mulyadi baru di angka 19-an persen artinya ini kerja berat," tuturnya. 

Survei Indobarometer dilakukan dari 11 hingga 15oktober 2017 dengan jumlah responden sebanyak 800 orang dan margin of error plus minus 3,46 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. 

Kompas TV Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengeluarkan hasil survei pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com