MADIUN, KOMPAS.com - Sekitar 12.823 hektar sawah di tiga kecamatan di Kabupaten Madiun terancam kekurangan air menyusul terus surutnya air Waduk Dawuhan dalam tiga bulan terakhir. Bila dua bulan hujan tak kunjung turun, waduk itu tak akan lagi bisa menyuplai air sawah milik petani.
"Saat ini ketinggian air di waduk mencapai empat meter enam puluh sentimeter. Normalnya ketinggian air mencapai sembilan meter. Bila dua bulan tidak hujan maka air waduk tidak bisa mengairi sawah petani," ujar penjaga Waduk Dawuhan, Santoso kepada wartawan, Kamis ( 7/9/2017).
Santoso menyebutkan, bila air di waduk ketinggiannya tinggal dua meter maka aliran air ke irigasi harus ditutup. Pasalnya bila terus dibuka maka bisa menyebabkan kerusakan waduk.
Dia mengatakan, turun tajamnya debit air Waduk Dawuhan baru terjadi kali ini. Dalam beberapa tahun terakhir debit air di waduk tidak pernah turun hingga empat meter.
Baca juga: 11 dari 18 Kecamatan di Gunungkidul Kekeringan
Santoso menambahkan curah hujan yang tinggi menyebabkan stabilnya pasokan air ke Waduk Dawuhan. Pasalnya, pasokan air Waduk Dawuhan berasal dari beberapa sungai di Kecamatan Kare.
Mbah Legi, warga Dusun Dawuhan, Desa Sidomulyo mengakui menyusutnya debit air waduk Dawuhan berdampak pada petani. Para petani banyak mengandalkan air sumur untuk mengairi tanaman di sawahnya.