PONOROGO, KOMPAS.com - Untuk mendapatkan air bersih, warga Desa Dayakan, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, harus rela berjalan kaki sekitar dua kilometer menyusul bencana kekeringan yang melanda wilayah itu.
"Saat ini warga kami harus berjalan dua kilometer untuk mendapatkan air bersih. Pasalnya, sumber-sumber air yang biasa diambil warga sudah mengering," ujar Kepala Desa Dayakan, Kateno, Rabu ( 6/9/2017).
Menurut Kateno, kekeringan terparah terjadi di Dusun Watuagung. Di dusun itu, warga kerap kesulitan air bersih saat musim kemarau tiba.
Kateno menuturkan, warga yang kekurangan air bersih mengandalkan sendang yang belum kering mata airnya. Hanya saja, jarak sendang dengan rumah warga sekitar dua kilometer.
Baca juga: Kekeringan, Warga Angkut Air Lintasi Pegunungan Sejauh 1 Kilometer
Di sendang itu, kata Kateno, warga melakukan aktivitas mandi hingga mencuci pakaian. Usai mandi, warga membawa air dengan jeriken untuk kebutuhan memasak.
Dia mengatakan, saat ini masyarakat Desa Dayakan membutuhkan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasalnya, Desa Dayakan memiliki tangki air berkapasitas 2.200 liter bantuan dari BPBD Ponorogo.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Setyo Budiono, mengatakan, saat ini belum ada permintaan dari kepala desa setempat soal tangki air. Selain itu, ia mendapat informasi bahwa tandon air bersih di desa itu masih dipinjam warga untuk keperluan hajatan.
Baca juga: 11 Kabupaten di NTT Mengalami Kekeringan
Kendati demikian, BPBD Ponorogo siap memberikan bantuan air bersih bagi desa yang warganya mengalami kesulitan.
"Kami siap mengedrop air bersih bagi desa yang warganya mengalami kesulitan mendapatkan air bersih," kata Budiono.