Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dino Umahuk

Dino umahuk adalah sastrawan Indonesia kelahiran Maluku. Selain menulis puisi, ia juga menulis kolom dan menyutradarai film dokumenter. Ia kini mengajar di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.

Naik Ojek ke Negeri Jiran

Kompas.com - 24/08/2017, 06:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

KAPAL laut dan pesawat sudah lumrah menyebrangkan kita ke negeri tetangga, tapi bagaimana jika kita diseberangkan oleh kendaraan roda dua dengan tingkat keamanan yang terbatas.

Hal itu mungkin tak pernah terlintas di kepala kita, tetapi ini yang saya ingin kisahkan.

Di Desa Jagoi, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, tepatnya di perbatasan Indonesia, terdapat jasa ojek motor yang melayani penumpang antar negara. Jasa ojek ini melayani penumpang dari Indonesia  ke Pasar Serikin di Bau, Sarawak, Malaysia.

Usaha ojek ini mulai berkembang sekitar 1999 ketika pedagang yang sebelumnya berdagang di Entikong (Kabupaten Sanggau, Kalbar), yang berbatasan dengan Tebedu, Sarawak, pindah ke Serikin karena pengunjung dari Malaysia ke Entikong semakin berkurang, sementara Pasar Serikin semakin ramai.

Terdapat sekitar 60 orang tukang ojek di Desa Jagoi. Jasa yang ditawarkan ojek motor adalah mengantar penumpang dan barang dari pangkalan ojek Desa Jagoi ke pasar Serikin.

Penumpang kebanyakan adalah pedagang dari berbagai kota di Kalimantan Barat yang berdagang di Serikin pada hari Sabtu dan Minggu. Pulang dari Serikin, pedagang harus menggunakan ojek Serikin.

Sebelumnya, tidak ada ketentuan ojek mana yang harus digunakan. Karena ojek Indonesia mendominasi pengangkutan dari Serikin ke Jagoi dan menimbulkan rasa tidak adil bagi ojek Malaysia, maka diselenggarakanlah pertemuan yang dihadiri oleh tokoh masyarakat dan tukang ojek dari desa Jagoi dan Serikin.

Mereka sepakat berbagi. Ojek Serikin beroperasi di hari Minggu saat para pedagang dari Indonesia pulang dari Serikin. Sementara, Ojek Jagoi beroperasi hari Jumat saat para pedagang Indonesia berangkat ke Serikin.

Di luar hari Jumat dan Minggu tidak diatur karena jumlah ojek dan pelintas batas tidak banyak.

Tukang ojek di Jagoi berasal dari kecamatan Jagoi Babang dan Seluas. Mereka menunggu di pangkalan ojek terutama pada hari Jumat sejak pagi, karena pada hari itu para pedagang akan berangkat ke Serikin.

Permintaan akan jasa ojek paling ramai pada hari Jumat, yaitu sekitar 6 orang penumpang untuk setiap ojek. Rata-rata ongkos per orang dari Jagoi ke Serikin adalah (RM) 20, sama dengan ongkos ojek dari Serikin ke Jagoi.

Jasa ojek juga dapat digunakan untuk pengangkutan barang yang ongkosnya tergantung dari berat dan ukuran bawaan. Ongkos angkut barang berkisar dari Rp 60.000 sampai dengan Rp 100.000 (untuk ukuran barang sekitar 1.5 m x 1 m), yang disepakati melalui proses tawar menawar.

Organisasi tukang ojek

Para tukang ojek Jagoi Babang bergabung dalam organisasi Persatuan Ojek Desa Jagoi (PODJ). Jasa yang mereka tawarkan hanya mengangkut penumpang dan barang sedangkan membongkar barang dari kendaraan (truk misalnya) dan meletakkannya ke sepeda motor adalah pekerjaan buruh bongkar muat.

Sebagai anggota, mereka mendapat kartu anggota yang berlaku untuk tiga tahun. Kewajiban mereka adalah membayar iuran tetap per bulan Rp 4.000 dan Rp 1.000 untuk setiap mengangkut penumpang atau barang.

Mereka wajib bergiliran ketika mengambil penumpang atau barang. Jika menyerobot akan diberi sanksi RM 50 per setiap pelanggaran. Jika melanggar peraturan sebanyak tiga kali, akan dikeluarkan sebagai anggota dan tidak boleh lagi menawarkan jasanya di pangkalan ojek.

Iuran berdasarkan penumpang digunakan untuk membantu anggota jika ada musibah. Balas jasa untuk pengurus sekitar 5 persen dari total pungutan seluruh anggota.

Selain menjadi tukang ojek, mereka juga memiliki pekerjaan lain seperti menjadi buruh harian di perkebunan kelapa sawit dengan upah Rp 50.000 per hari.

Mereka mencari penghasilan lain sebagia buruh karena keuntungan para tukang ojek hanya dapat diraup pada hari Jumat saja. Selebihnya kadang tidak dapat uang.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com