Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Matur Nuwun Pak Jokowi, Santri Al Mina Akan Kirim Tomat ke Istana"

Kompas.com - 21/08/2017, 07:46 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com - Panen perdana tanaman tomat jenis cherry dan beef di greenhouse milik Yayasan Pendidikan Islam Rifa'iyah Al Mina, Bandungan, Kabupaten Semarang belum lama ini berhasil menembus pasar modern.

Sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih, para santri rencananya akan mengantarkan sebagian hasil panen tomat yang dibudidayakan dengan sistem hidroponik ini ke Presiden Joko Widodo di Istana Negara.

"Kalau saya tidak matur nuwun lagi, tapi sejuta matur nuwun untuk Pak Jokowi atas bantuannya. Kami bersama para santri akan mengantarkan tomat hasil penen perdana ini ke istana sebagai ungkapan terima kasih kepada beliau," ungkap Ketua Yayasan Pendidikan Islam Rifa'iyah Al Mina, Saeful Nadzir, Minggu (20/8/2017).

Nadzir mengungkapkan, lahan pertanian hidroponik yang dikelola para santri Al Mina adalah bantuan dari Presiden Joko Widodo.

(Baca juga: Sambangi Pesantren di Jember, Presiden Dihadiahi Puisi oleh Santri)

Tak hanya bantuan berupa dana, Jokowi juga menunjuk tenaga pendamping yang mengajari para santri mulai dari pembuatan media tanam, pembibitan, pemberian nutrisi, perawatan, pemanenan, packaging, hingga pemasaran.

"Salut dengan program ini. Kalau biasanya program diwujudkan dengan infrastruktur atau tanpa pendampingan, begitu dana turun bingung mau ngapain. Ini program plus pendampingan sampai keberlanjutannya dipikirkan," ujarnya.

Ia bersyukur lantaran Presiden Jokowi sangat memperhatikan santri dan pondok pesantren. Pihaknya optimistis, melalui pertanian hidropnik ini, ke depan yayasan yang ia pimpin akan mandiri secara ekonomi.

Saat ini, bantuan presiden tersebut diwujudkan dalam bentuk dua greenhouse yang cukup modern dengan penerapan grade system atau pengairan sistem tetes. Dalam waktu dekat, sisa anggaran yang ada hendak dialokasikan untuk memperbanyak bangunan greenhouse.

"Hasilnya untuk pegembangan pondok dan untuk santri. Santri ini operasional banyak, beli kitab, untuk makan dan lainnya. Kalau minta dari wali santri terus juga kasihan, mungkin (nanti) bisa sampai gratis," harapnya.

Selain tomat, sayur lainnya yang sedang dikembangkan adalah selada putih, selada merah, dan cabai jenis paprika. Ketiga jenis sayuran ini peluang pasarnya cukup besar di Jawa Tengah dan DIY.

(Baca juga: Berkunjung ke Pesantren di Jember, Jokowi Ajak Santri Ikut Rawat NKRI)

Menurut Nadzir, jika seluruh tanaman yang dikembangkan melalui pertanian hidroponik ini berhasil, maka dalam waktu dekat, tenaga pendamping dan para santri bercita-cita ingin mewujudkan wisata edukasi.

Pihaknya sudah menyiapkan lahan sekitar satu hektar di lingkungan pondok yang berlokasi di Dusun Ngawinan, Desa Jetis, Kecamatan Bandungan, untuk bisa dikembangkan lebih luas lagi.

Keberadaan wisata edukasi pertanian hidroponik ini sekaligus melatih jiwa kewirausahaan para santri, sebagai bekal kelak jika mereka telah lulus.

"Sekarang ada 70 santri mukim, yang kalong hampir 300an. Sedangkan formalnya ada RA hingga SMK boarding school, ada pertanian dan kewirausahaan. Jika ada wisata edukasi, santri bisa bergaul, bersosialisasi dengan masyarakat, istilahnya program vokasi ponpes," tandasmya.

Senada, Ketua Pengurus Ponpes Al Mina, Mohammad Afdi Rizal menambahkan, dia bersama pendamping dan pengurus mempunyai prinsip bahwa seorang santri itu harus bisa mengaji, melek teknologi, dan siap mandiri.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com