Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenang Jasa Cut Nyak Dien, Sebuah Pesantren Akan Didirikan di Dekat Makamnya

Kompas.com - 07/08/2017, 12:02 WIB
Reni Susanti

Penulis

SUMEDANG, KOMPAS.com - Di Sumedang, 6 November 1908, perempuan Aceh yang perkasa itu menyerah. Bukan pada bedil tentara Belanda, melainkan penyakit dan usia tuanya. Perempuan itu adalah Cut Nyak Dien.

Cut Nyak Dien lahir di Aceh Lampadang, Kerajaan Aceh, pada 1848. Semasa hidupnya, Cut Nyak Dien teguh mempertahankan prinsipnya, keluar dari penjajahan.

Ia bergerilya melawan penjajah, meski sudah tua dan renta. Salah seorang pasukannya melaporkan Cut Nyak Dien kepada Belanda karena tidak tega melihatnya. Namun dengan satu syarat, Belanda merawat Cut Nyak Dien dengan baik.

Namun, Belanda takut kehadiran pejuang perempuan itu menambah semangat perlawanan rakyat Aceh. Akhirnya, Belanda mengasingkan Cut Nyak Dien ke Sumedang tahun 1906.

(Baca juga: PKB Dorong Cak Imin Jadi Calon Wakil Presiden 2019)

Di Sumedang, Cut Nyak Dien mengisi hari-harinya dengan mengajarkan mengaji. Kepiawaiannya mengajar mengaji, membuatnya dipanggil Ibu Perbu.

Hingga dua tahun kemudian, ia wafat. Ia dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang, di sebuah bukit sunyi, jauh dari Aceh yang dikasihinya.

Makam tersebut menjadi salah satu tempat ziarah yang ramai dikunjungi masyarakat maupun tokoh-tokoh Aceh, Jabar, dan nasional. Seperti yang dilakukan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Kegiatan ini menjadi rangkaian Tour de Java. Rencananya, ia akan mengunjungi sejumlah kota di Jawa Barat dan Jawa Tengah dalam tur 5 hari tersebut.

"Berziarah, mendoakan almarhumah. Cut Nyak Dien, meski dalam keadaan buta di pengasingan, tetap setia mengajar ngaji anak-anak kecil," tutur Cak Imin.

Seusai melakukan ziarah, ia menggelar silaturahmi bersama 1.500 warga. Dalam pertemuan tersebut, warga mengharapkan di sekitar makam dibangun pesantren.

Cak Imin menyampaikan persetujuannya untuk membangun pesantren ditandai dengan bantuan Rp 200 juta kepada Ketua NU setempat untuk tahap awal pendirian Pondok Pesantren Al Qur'an di Gunung Puyuh.

Pesantren ini rencananya akan melanjutkan dedikasi Cut Nyak Dien, yakni mengajar mengaji sampai akhir hidupnya. Pesantren ini pun akan terus mengingatkan para santrinya. Bahwa beriman itu, salah satunya adalah dengan mencintai tanah air.

"Sudah lama warga mendambakan ada pesantren di sini. Alhamdulillah sekarang kesampaian," tutur Dadang, salah satu warga. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com